ISLAMTODAY ID- Peneliti China yang dikutip oleh media Inggris menyatakan sistem satelit dapat menimbulkan ancaman bagi Beijing.
Peneliti militer China mengatakan bahwa China perlu mengembangkan kemampuan untuk menonaktifkan atau menembak jatuh satelit Starlink milik Elon Musk, jika Beijing menganggapnya perlu, Daily Mail melaporkan pekan lalu, mengutip sebuah penelitian di China.
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Modern Defense Technology, China perlu meningkatkan kemampuan anti-satelitnya untuk melacak, memantau, dan, jika perlu, menghancurkan satelit Starlink yang mengorbit Bumi.
Studi ini dipimpin oleh Ren Yuanzhen, seorang peneliti di Institut Pelacakan dan Telekomunikasi Beijing di bawah Pasukan Dukungan Strategis Tentara Pembebasan Rakyat.
“Kombinasi metode soft kill dan hard kill harus diadopsi untuk membuat beberapa satelit Starlink kehilangan fungsinya dan menghancurkan sistem operasi konstelasi,” ungkap surat kabar tersebut, seperti dilansir dari RT, Kamis (2/6).
Starlink, sistem konstelasi satelit yang dioperasikan oleh SpaceX milik Elon Musk, mencakup setidaknya 2.400 relai satelit di orbit rendah Bumi yang dapat memfasilitasi akses broadband ke informasi.
Meskipun dapat menyediakan internet ke negara-negara berkembang, satelit juga dapat digunakan oleh militer, sebuah kenyataan yang disadari oleh Beijing.
Starlink telah diuji pertempuran dalam konflik Ukraina, di mana telah digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina untuk serangan artileri dan pengintaian.
Menurut tim Ren, melalui koneksi Starlink, pesawat tak berawak dan jet tempur militer AS dapat meningkatkan transfer data mereka “seratus kali lipat”, yang mungkin menjadikan sistem tersebut “potensi ancaman terhadap keamanan nasional China”.
Ren percaya bahwa China perlu memperluas kemampuan membunuh satelitnya agar dapat secara efektif menyerang Starlink secara keseluruhan.
“Rasi bintang Starlink merupakan sistem yang terdesentralisasi. Konfrontasi ini bukan tentang satelit individu, tetapi seluruh sistem. Ini memerlukan beberapa tindakan berbiaya rendah dan berefisiensi tinggi,” ungkap para peneliti, tanpa memberikan detail tentang metode serangan.
SpaceX sebelumnya menandatangani perjanjian dengan Pentagon untuk mengembangkan teknologi baru berdasarkan platform Starlink untuk mendeteksi dan melacak senjata hipersonik.
Pada pertengahan Januari, perusahaan juga memenangkan kontrak untuk mengangkut perbekalan militer dan bantuan kemanusiaan ke seluruh dunia menggunakan roket.
(Resa/RT)