ISLAMTODAY ID-Masjid terus menjadi sasaran neo-Nazi atau ekstremis sayap kiri yang tidak diselidiki dengan benar oleh otoritas Jerman.
Lebih dari 800 masjid di Jerman telah menjadi sasaran ancaman dan serangan sejak tahun 2014, tetapi sebagian besar kasus tidak diselidiki dengan benar.
Brandeilig, sebuah inisiatif dari kelompok hak asasi FAIR International, mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Jumat (10/6) bahwa pihaknya mencatat hampir 840 insiden serangan, perusakan dan ancaman antara tahun 2014 dan tahun 2022.
Analisis terperinci dari kejahatan pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa pelaku tetap tidak dikenal di sebagian besar serangan.
Hal tersebut memicu serangan lebih lanjut terhadap situs ibadah Muslim oleh neo-Nazi atau ekstremis sayap kiri.
Di antara 120 serangan yang tercatat terhadap masjid pada tahun 2018, hanya dalam sembilan kasus pelaku dapat diidentifikasi.
“Tingkat ini menimbulkan kekhawatiran,” ungkap para ahli Brandeilig menekankan, seperti dilansir dari
TRTWorld, Jumat (10/6).
Selain itu, para ahli menunjukkan bahwa dalam setidaknya 20 kasus, termasuk pembakaran, tersangka dimaksudkan untuk menyebabkan kematian atau kerusakan tubuh yang parah.
Serangan Masjid
Brandeilig mendirikan pusat pelaporan pertama di Jerman untuk serangan terhadap masjid – dan para ahlinya mengatakan “hampir tidak ada insiden (yang dilaporkan) yang dapat diselesaikan.”
Ekstremis sayap kiri dan pengikut kelompok teror YPG/PKK berada di balik beberapa serangan yang menargetkan masjid, sementara sebagian besar dilakukan oleh ekstremis sayap kanan atau kelompok neo-Nazi, menurut laporan tersebut.
Jerman, negara berpenduduk lebih dari 83 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 5,3 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki.
(Resa/TRTWorld)