ISLAMTODAY ID-Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak negara-negara Barat untuk terus mendukung Ukraina “bahkan jika biayanya tinggi”.
Kepala NATO telah memperingatkan bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung “selama bertahun-tahun” karena Presiden Volodymyr Zelenskyy bersumpah pasukannya tidak akan menyerahkan bagian selatan negara itu kepada Rusia setelah ia mengunjungi garis depan di sana.
Pada hari Ahad (19/6), dia mendesak negara-negara Barat harus siap menawarkan dukungan militer, politik dan ekonomi jangka panjang ke Kiev selama perang yang berkecamuk.
“Kita harus siap menghadapi ini selama bertahun-tahun,” ungkap Stoltenberg kepada surat kabar harian Jerman Bild, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (20/6).
“Kita tidak boleh melemah dalam mendukung Ukraina, bahkan jika biayanya tinggi – tidak hanya dalam hal dukungan militer tetapi juga karena kenaikan harga energi dan pangan.”
Selain itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengeluarkan peringatan serupa, mendesak dukungan berkelanjutan untuk Kiev atau mengambil risiko “kemenangan terbesar untuk agresi” sejak Perang Dunia II.
“Waktu sekarang menjadi faktor vital,” tulis Johnson dalam sebuah artikel untuk Sunday Times setelah melakukan kunjungan keduanya ke Kiev, menyerukan Barat untuk memastikan Ukraina memiliki “ketahanan strategis untuk bertahan dan akhirnya menang”.
Ukraina telah berulang kali mendesak negara-negara Barat untuk meningkatkan pengiriman senjata mereka sejak serangan 24 Februari, meskipun Rusia memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu konflik yang lebih luas.
Krisis Global
Perang Ukraina tidak hanya memicu krisis pangan global tetapi juga krisis energi.
Karena didesak oleh sanksi hukuman, Moskow telah meningkatkan tekanan pada ekonomi Eropa dengan mengurangi pasokan gas secara tajam, yang telah mendorong harga energi.
Sementara itu perusahaan Italia Eni bergabung dengan proyek Qatar yang besar untuk memperluas produksi dari ladang gas alam terbesar di dunia, beberapa hari setelah Rusia memangkas pasokan ke Italia.
Kembali di Kiev, ribuan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada seorang pemuda – Roman Ratushny, seorang tokoh terkemuka dalam gerakan Maidan pro-Eropa Ukraina, yang tewas dalam pertempuran melawan Rusia di timur negara itu awal bulan ini dalam usia hanya 24 tahun.
Di depan peti mati yang terbungkus bendera Ukraina kuning dan biru di kaki sebuah monumen yang menghadap ke Lapangan Kemerdekaan yang luas di ibu kota, orang-orang dari segala usia memberi hormat untuk mengenangnya.
“Saya pikir penting untuk berada di sini karena dia adalah pahlawan Ukraina dan kita harus mengingatnya,” ungkap Dmytro Ostrovsky, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, kepada kantor berita AFP.
Kehilangan itu menempatkan wajah manusia pada kesedihan bersama warga Ukraina, saat pertumpahan darah berlanjut.
Pertempuran terburuk terus terjadi di kawasan industri Donbass timur, dengan pertempuran berkecamuk di desa-desa di luar kota Sievierodonetsk, yang telah coba direbut Rusia selama berminggu-minggu.
(Resa/TRTWorld)