ISLAMTPDAY ID-Para pemimpin Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan mengadakan KTT tahunan ke-14 mereka pada hari Kamis (23/6) secara virtual yang dipimpin oleh China.
Anggota BRICS berjanji untuk memperluas New Development Bank (NDB) yang berbasis di Shanghai pada hari Kamis (23/6), menyusul penerimaan yang berhasil dari Bangladesh, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Uruguay pada September 2021.
“Kami menantikan perluasan keanggotaan lebih lanjut secara bertahap dan seimbang dalam hal representasi geografis dan terdiri dari negara maju dan berkembang, untuk meningkatkan pengaruh internasional NDB serta perwakilan dan suara Pasar Berkembang dan Negara Berkembang (EMDCs) dalam pemerintahan global,” ungkap deklarasi bersama 75 poin yang dirilis setelah KTT dibacakan.
BRICS telah mendukung tujuan NDB untuk mencapai peringkat kredit tertinggi dan pengembangan kelembagaan.
Negara-negara anggota BRICS juga telah menekankan bahwa mereka memiliki pendekatan serupa terhadap tata kelola ekonomi global, dan kerja sama mereka dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi pemulihan ekonomi pasca-Covid.
Kekhawatiran Geopolitik
Para pemimpin juga membahas krisis yang sedang berlangsung di Eropa Timur, mengingat posisi nasional mereka di berbagai forum global, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum.
“Kami mendukung pembicaraan antara Rusia dan Ukraina. Kami juga telah membahas keprihatinan kami atas situasi kemanusiaan di dalam dan sekitar Ukraina,” ungkap deklarasi bersama itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (24/6).
Di tengah ketegangan perbatasan antara India dan China, para pemimpin berkomitmen untuk “menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara,” menekankan penyelesaian damai atas perbedaan dan perselisihan melalui dialog dan konsultasi.
Negara-negara BRICS – yang mewakili 24 persen dari PDB global dan 16 persen dari perdagangan dunia – menegaskan perlunya menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui cara damai dan diplomatik sesuai hukum internasional.
Mereka menekankan pentingnya melestarikan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, kesepakatan yang dicapai antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 2015.
Kebuntuan antara Iran dan negara-negara barat berlanjut setelah penarikan AS dari JCPOA pada tahun Mei 2018.
(Resa/Sputniknews)