ISLAMTODAY ID-Di tengah perkembangan ancaman Rusia, NATO secara dramatis meningkatkan pasukan siaga tinggi menjadi lebih dari 300.000 dari hanya 40.000.
NATO akan meningkatkan jumlah pasukannya dengan kesiapan tinggi secara besar-besaran menjadi lebih dari 300.000, kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.
“Kami akan mengubah pasukan respons NATO dan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi kami menjadi lebih dari 300.000,” ujarnya kepada wartawan pada Senin (27/6) menjelang pertemuan puncak NATO di Madrid akhir pekan ini.
Sejauh ini pasukan reaksi cepat NATO, pasukan tanggapan NATO memiliki sekitar 40.000 tentara.
Pada KTT Madrid, NATO juga akan mengubah bahasanya tentang Rusia yang dalam strategi terakhir aliansi sejak 2010 masih digambarkan sebagai mitra strategis.
“Itu tidak akan terjadi dalam konsep strategis yang akan kita sepakati di Madrid,” ungkap Stoltenberg, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (28/6).
“Saya berharap sekutu akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan kami, nilai-nilai kami, terhadap tatanan internasional berbasis aturan.”
Tantangan Sistematik
NATO juga diharapkan merilis konsep strategi baru pertama dalam satu dekade yang akan mengutip China sebagai perhatian untuk pertama kalinya tetapi negara-negara anggota tetap berselisih tentang bagaimana menggambarkan negara dengan militer terbesar di dunia dan hubungannya dengan Rusia, diplomat NATO mengatakan.
Baik KTT G7 di Jerman dan KTT NATO mendatang akan membahas hubungan yang semakin dalam dengan Rusia setelah konflik Moskow dengan Ukraina, dan apa yang dilihat sebagai kecenderungan yang tumbuh dari China untuk melenturkan otot geopolitik dan kekuatan ekonomi koersifnya di luar negeri.
Konsep strategis baru yang akan disahkan pada KTT NATO di Madrid pada Rabu (29/6) dan Kamis (30/6) akan membahas meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia dan, untuk pertama kalinya, China, ekonomi terbesar kedua di dunia, kata pejabat AS pekan lalu.
Seorang pejabat Gedung Putih menyuarakan keyakinan pada hari Ahad (26/6) bahwa dokumen itu akan mencakup bahasa “kuat” di China, tetapi mengatakan negosiasi terus berlanjut menjelang KTT NATO di Madrid pada 29-30 Juni.
Seorang diplomat mengatakan kompromi sedang terbentuk di mana China akan digambarkan sebagai “tantangan sistemik”, sementara termasuk menyeimbangkan bahasa yang mengacu pada “kesediaan untuk bekerja di bidang kepentingan bersama” dengan Beijing.
(Resa/TRTWorld)