ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul US Warns China It Will Defend Philippines In The South China Sea.
Pemerintahan Biden mengingatkan China pada hari Selasa (12/7) bahwa AS akan campur tangan untuk membela Filipina jika kapal Manila diserang di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken membuat peringatan tersebut dalam sebuah pernyataan pada peringatan putusan pengadilan internasional yang memihak Filipina melawan China dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Keputusan tahun 2016 dari pengadilan di Den Haag dibuat berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS).
AS bukan pihak dalam UNCLOS tetapi telah menggunakan perjanjian itu untuk menolak klaim China atas Laut China Selatan.
Pemerintahan Trump secara resmi menolak sebagian besar klaim Beijing atas perairan yang disengketakan pada tahun 2020, yang ditegaskan kembali oleh Blinken.
“Amerika Serikat menegaskan kembali 13 Juli 2020, kebijakannya mengenai klaim maritim di Laut China Selatan,” ungkap Blinken, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (14/7).
“Kami juga menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan meminta komitmen pertahanan bersama AS berdasarkan Pasal IV Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina tahun 1951,” tambah diplomat tinggi AS itu.
“Kami menyerukan lagi kepada RRC untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan menghentikan perilaku provokatifnya,” ungkap Blinken.
“Kami akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra, serta lembaga regional seperti ASEAN, untuk melindungi dan melestarikan tatanan berbasis aturan.”
Perselisihan Filipina dan China telah menyebabkan ketegangan di Laut China Selatan.
Tahun lalu, Filipina keberatan dengan keberadaan kapal penangkap ikan China yang dikatakan sebagai “milisi maritim” di dekat terumbu karang yang disengketakan di wilayah tersebut.
Selama perselisihan, AS meyakinkan Manila bahwa Perjanjian Pertahanan Bersama akan mencakup serangan terhadap kapal Filipina di daerah tersebut.
(Resa/ZeroHedge)