ISLAMTODAY ID-Menlu Rusia Sergey Lavrov akan bertemu dengan perwakilan dari 22 negara yang membentuk blok pan-Arab, di tengah upaya AS untuk mengisolasi Moskow di panggung global atas serangannya di Ukraina.
Organisasi Liga Arab mengatakan bahwa diplomat top Rusia akan berpidato di depan Liga Arab di markas besarnya di Kairo pada Ahad, beberapa hari setelah Rusia mengambil bagian dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Iran, saingan regional beberapa negara Arab.
“Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dan perwakilan dari 22 negara yang membentuk blok pan-Arab,” ungkap Liga pada Kamis (21/7).
Amerika Serikat telah berusaha untuk mengisolasi Rusia di panggung global atas serangannya terhadap Ukraina.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken menolak untuk bertemu Lavrov pada awal Juli pada pertemuan Kelompok 20 di Bali.
Ditanya tentang perjalanan Lavrov, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Amerika Serikat “kurang peduli dengan siapa Menteri Luar Negeri Lavrov dan rekan-rekannya berkomunikasi dan lebih fokus pada pesan yang mereka dengar”.
“Kami memahami bahwa negara-negara di seluruh dunia memiliki hubungan unik individu dengan Rusia. Tetapi ada prinsip-prinsip dasar, termasuk “gagasan yang mungkin tidak dapat dibenarkan di abad ke-21,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (22/7).
Pada hari Selasa (19/7), Presiden Iran Ebrahim Raisi menjadi tuan rumah pertemuan puncak yang dihadiri oleh rekan-rekannya dari Rusia dan Turki, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan.
Masalah Biji-bijian dan Timur Tengah
Pertemuan itu secara nominal tentang Suriah yang dilanda konflik, di mana Iran dan Rusia mendukung pemerintah sementara Türkiye mendukung pasukan oposisi.
Türkiye kemudian mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mengizinkan biji-bijian keluar dari pelabuhan Ukraina yang diblokade.
Krisis Ukraina telah menyebabkan kerawanan pangan di negara-negara Arab, banyak di antaranya sangat bergantung pada impor gandum dari negara bekas Soviet.
KTT Teheran terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden melakukan tur ke Timur Tengah, di mana ia mengunjungi Israel, Palestina dan Arab Saudi.
Di Yerusalem, Biden dan Perdana Menteri sementara Israel Yair Lapid mengumumkan pakta keamanan baru yang mengikat Washington untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir.
Dan di Arab Saudi, dia menekankan bahwa AS “tidak akan pergi dan meninggalkan kekosongan untuk diisi oleh China, Rusia atau Iran”.
Beberapa negara Arab, yaitu negara yang diperintah Sunni, memiliki hubungan tegang dengan Iran yang mereka tuduh terlibat dalam banyak konflik regional, termasuk perang di Suriah.
(Resa/TRTWorld)