ISLAMTODAY ID-Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan kembali janjinya untuk campur tangan jika “stabilitas” di Kosovo terancam.
“Jika stabilitas terancam, KFOR siap untuk campur tangan dan akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk memastikan lingkungan yang aman dan terjamin serta kebebasan bergerak bagi semua orang Kosovo,” ungkap, seperti dilansir dari RT, Rabu (17/8).
Pemimpin aliansi militer itu meminta “semua pihak” untuk “menahan diri dan menghindari kekerasan,” dengan alasan bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan, bahkan sambil mengancam intervensi militer di bawah mandat PBB jika kedua pihak tidak mematuhi Uni Eropa- dialog yang dimediasi.
Stoltenberg mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti pada hari Rabu, sementara Vucic dan Kurti akan bertemu pada hari Kamis di Brussels untuk melanjutkan dialog.
Ketegangan antara Serbia dan Kosovo memuncak setelah provinsi itu mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan orang Serbia menukar paspor mereka dengan dokumen khusus yang dikeluarkan Kosovo dan mengganti plat nomor Serbia mereka dengan plat yang dikeluarkan di Kosovo.
Stoltenberg awalnya mengatakan kepada Vucic bahwa NATO akan campur tangan di Kosovo jika stabilitas terancam selama panggilan telepon pada 3 Agustus.
Lebih lanjut, dia menggemakan komunike dari misi NATO ke Kosovo yang dikeluarkan minggu sebelumnya.
Pengumuman undang-undang baru itu disertai oleh polisi khusus bersenjata lengkap yang mengambil kendali atas dua penyeberangan perbatasan dengan Serbia, yang menyebabkan warga Serbia setempat mendirikan penghalang jalan sebagai protes dan pemerintah Vucic mengeluarkan pernyataan yang mengutuk perilaku Pristina.
Pasukan penjaga perdamaian NATO dikerahkan untuk meredakan ketegangan, dan pemerintah Kurti setuju untuk menunda penerapan undang-undang baru sebagai imbalan bagi para pengunjuk rasa yang membongkar barikade mereka.
Rusia menuduh Barat memicu ketegangan antara Serbia dan provinsi yang memisahkan diri, mengklaim letusan itu bertujuan untuk melemahkan satu-satunya ketidaksepakatan Eropa dari NATO dan memaksanya untuk mengadopsi sanksi anti-Rusia yang dianut oleh seluruh benua.
Di sisi lain, Kosovo menyalahkan Rusia atas eskalasi tersebut, dengan alasan bahwa Moskow berusaha mengalihkan perhatian dari perang di Ukraina.
(Resa/RT)