ISLAMTODAY ID-AS menganggap serangan Ukraina di Krimea sebagai permainan yang adil untuk “tujuan pertahanan diri”.
Pernyataan tersebut berasal dari seorang pejabat anonim dalam pemerintahan Presiden Joe Biden yang dikutip dari Politico pada hari Kamis (18/8).
Washington tidak akan menghalangi serangan di semenanjung “jika Kiev menganggapnya perlu,” lapor outlet tersebut.
Secara historis Rusia, Krimea adalah bagian dari Ukraina merdeka dari 1991 hingga 2014 sebelum penduduk setempat memilih untuk bersatu kembali dengan Moskow.
“Kami tidak memilih target, tentu saja, dan semua yang kami sediakan adalah untuk tujuan pertahanan diri. Target apa pun yang mereka pilih untuk dikejar di tanah Ukraina yang berdaulat menurut definisi adalah pertahanan diri,” ungkap pejabat anonim itu, seperti dilansir dari RT, Kamis (18/8).
Ketika ditanya oleh Politico apakah pemerintahan Biden menganggap semenanjung itu sebagai wilayah Ukraina yang berdaulat, pejabat itu mengatakan: “Krimea adalah Ukraina.”
Krimea memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta bersenjata di Kiev pada tahun 2014 dan memberikan suara terbanyak dalam sebuah referendum untuk bergabung dengan Rusia, yang tidak diakui oleh Barat.
Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada outlet itu bahwa “pesan dukungan” dari pemerintahan Biden “telah sampai ke Kiev.”
Pelaporan Politico menggemakan komentar sebelumnya oleh Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov.
Reznikov mengatakan kepada penyiar Voice of America yang didanai pemerintah AS pada hari Kamis (18/8) bahwa janji Kiev untuk tidak menyerang wilayah Rusia dengan senjata yang disediakan Barat tidak mencakup Krimea – dan bahwa Washington tidak keberatan dengan serangan Ukraina di sana.
Ledakan dahsyat di dekat gudang amunisi Rusia mengguncang desa Mayskoye di timur laut Krimea pada Selasa.
Itu adalah insiden kedua dalam beberapa minggu, dengan serangkaian ledakan juga terjadi di lapangan terbang militer Saki di awal bulan, melukai 14 orang dan membunuh satu orang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan baru-baru ini adalah tindakan “sabotase” dan menyebabkan kerusakan pada objek sipil, termasuk kabel listrik, pembangkit listrik, rel kereta api, dan beberapa bangunan tempat tinggal.
Ukraina belum secara langsung mengkonfirmasi tanggung jawab atas serangan baru-baru ini, tetapi setelah insiden di lapangan terbang Saki, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengatakan perang “dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan pembebasan Krimea “
(Resa/RT)