ISLAMTODAY ID- Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul Israel’s Prime Minister Delivers Threat To Iran While Standing Next To F-35.
Berdiri di samping jet tempur F-35, Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada hari Selasa (6/9) mengeluarkan ancaman ke Iran, memperingatkan Republik Islam bahwa Iran akan segera merasakan kekuatan Israel.
Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, Lapid mengatakan terlalu dini untuk mengetahui apakah tekanannya pada pemerintahan Biden untuk membatalkan negosiasi menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran telah berhasil.
“Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kita memang berhasil menghentikan perjanjian nuklir, tetapi Israel siap untuk setiap ancaman dan setiap skenario,” ungkap Lapid di pangkalan udara Nevatim di Israel selatan, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (8/9).
“Jika Iran terus menguji kami, ia akan menemukan kekuatan dan kemampuan panjang Israel. Kami akan terus bertindak di semua lini melawan terorisme dan terhadap mereka yang berusaha menyakiti kami,” tambah Lapid.
Tekanan Israel tampaknya berhasil karena kebangkitan JCPOA sekarang tampaknya tidak mungkin karena AS bereaksi negatif terhadap tanggapan terbaru Iran dalam negosiasi yang sedang berlangsung, dan UE mengatakan kesepakatan itu dalam “bahaya”.
Lapid mengatakan dalam video bahwa dia dan Presiden Biden sepakat bahwa AS tidak akan membatasi Israel jika ingin menyerang Iran.
“Seperti yang disepakati oleh Presiden Biden dan saya, Israel memiliki kebebasan penuh untuk bertindak sesuai keinginan kami untuk mencegah kemungkinan Iran menjadi ancaman nuklir,” ungkapnya.
Lapid mengatakan bahwa kekhawatiran Israel adalah Iran menjadi negara bersenjata nuklir, tetapi jika itu benar, dia akan mendukung kebangkitan JCPOA, yang menempatkan program nuklir sipil Iran di bawah batasan ketat.
Keluhan terbesar Israel tentang kesepakatan itu adalah kesepakatan itu tidak bertahan selamanya.
Tetapi bahkan setelah JCPOA, Iran masih akan menjadi penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi, yang ditolak Israel untuk ditandatangani karena program senjata nuklir rahasianya dan persediaan yang tidak diumumkan.
Israel memiliki sejarah melakukan serangan rahasia di dalam Iran dan diduga berada di balik serangkaian kematian misterius yang terjadi di negara itu pada Musim Semi yang lalu.
(Resa/ZeroHedge)