ISLAMTODAY ID-Israel telah memenjarakan sepertiga pria Palestina di semua wilayah pendudukan sejak tahun 1967 dan banyak yang ditahan tanpa batas waktu tanpa pengadilan.
Orang-orang Palestina menderita penggerebekan, serangan, dan penangkapan oleh tentara pendudukan Israel di Tepi Barat, yang mengakibatkan hampir 5000 penahanan pada tahun 2022.
“Sejak awal tahun, tentara Israel telah melakukan hampir 4.800 penangkapan, dan selama sebulan terakhir, tentara Israel menangkap 600, dan sejak awal bulan ini, telah menangkap 220 warga Palestina,” ungkap Ibrahim Nimer, perwakilan dari Klub Tahanan Palestina di utara wilayah tersebut, dalam sebuah wawancara dengan Sputnik
“Serangan sengit ini datang sebagai bagian dari kebijakan hukuman yang diluncurkan oleh Israel terhadap rakyat Palestina, yang menggunakan hak alami mereka untuk melawan kebijakan pemindahan, perampasan tanah, penangkapan, pembunuhan sistematis, dan serangan ke kota-kota dan desa-desa Palestina,” ujarnya, seperti dilansir dari seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (14/9).
Banyak kota dan kota kecil di Jenin, seperti Ya’bad, Markah, Araba, Fahma, Bir al-Basha, dan Sanur, saat ini mengalami peningkatan penguatan militer Israel dan pos pemeriksaan tambahan serta pos terdepan yang mengawasi setiap langkah mereka.
Kampanye sengit melawan warga Palestina oleh pasukan pendudukan juga dikerahkan di sekitar Yerusalem, di mana dua pemuda dari Bab Hatta ditangkap.
Pemerintah Israel telah memenjarakan sepertiga dari populasi pria Palestina di semua wilayah pendudukan sejak 1967.
Orly Noy, ketua B’Tselem, Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan, berpendapat bahwa “perlawanan bersenjata terhadap pendudukan adalah sah, bukan terorisme”, dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Middle East Eye.
Dia menyatakan, ”… dari sudut pandang Israel, setiap perlawanan, bahkan perlawanan tanpa kekerasan terhadap pendudukan dan penindasannya menimbulkan bahaya bagi keamanan yang mudah dikenali sebagai terorisme, sama seperti ketika Israel baru-baru ini mendeklarasikan enam LSM Palestina paling terkemuka sebagai organisasi teror.”
Operasi “Wave Braker” baru-baru ini yang diluncurkan oleh IDF tahun ini di Tepi Barat telah mengakibatkan kematian 85 warga Palestina, sementara lebih dari 1500 warga Palestina telah ditangkap, menjadikan 2022 tahun paling berdarah setelah 2016, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sementara itu, Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyatakan akan mengambil langkah tegas dan langkah politik untuk menanggapi kampanye agresi yang sedang berlangsung terhadap penduduk Palestina.
(Resa/The Cradle)