ISLAMTODAY ID- Artikel ini ditulis oleh Kyle Anzalone, editor opini Antiwar.com, editor berita Libertarian Institute, dan pembawa acara bersama Konflik Kepentingan.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara akan memulai latihan militer tahunannya sebagai persiapan untuk perang nuklir.
Latihan perang yang dijuluki “Steadfast Noon,” dimulai Senin (17/10) dan berlangsung hingga akhir Oktober.
Pembom B-52 Amerika akan bergabung dengan pesawat canggih dari anggota aliansi lainnya saat mereka mensimulasikan perang pemusnahan dengan Rusia.
Belgia menjadi tuan rumah latihan yang akan berlangsung di Laut Utara dan Inggris.
Beberapa pesawat Amerika akan lepas landas dari pangkalan di North Dakota.
Menurut siaran pers NATO, “Latihan “Steadfast Noon” melibatkan 14 negara dan hingga 60 pesawat dari berbagai jenis, termasuk jet tempur generasi keempat dan kelima, serta pesawat pengintai dan tanker.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembom jarak jauh B-52 milik AS akan ambil bagian.”
Ia menambahkan, “selama senjata nuklir ada, NATO akan tetap menjadi aliansi nuklir.”
Latihan nuklir tahun ini dilakukan saat ketegangan antara NATO dan Moskow berada pada level tertinggi selama beberapa dekade.
Moskow menuduh aliansi tersebut mengobarkan perang melawan Rusia di Ukraina.
Washington telah memimpin sekutunya dalam menyediakan puluhan miliar senjata kepada Kiev, serta intelijen dan pelatihan, untuk membunuh tentara Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelaskan bahwa pembatalan latihan akan menjadi sinyal yang salah.
“Ini akan mengirimkan sinyal yang sangat salah jika kami tiba-tiba membatalkan latihan rutin yang sudah lama direncanakan karena perang di Ukraina. Itu benar-benar sinyal yang salah untuk dikirim,” ungkapnya pada hari Selasa (11/10), seperti dilansir dari Antiwar.com, Jumat (14/10).
Stoltenberg berpendapat bahwa melakukan latihan perang nuklir adalah cara terbaik untuk mencegah perang nuklir.
“Ketegasan NATO, perilaku yang dapat diprediksi, kekuatan militer kita, adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi.”
Dia melanjutkan, “jika kita sekarang menciptakan alasan untuk kesalahpahaman, kesalahan perhitungan di Moskow tentang kesediaan kita untuk melindungi dan membela semua sekutu, kita akan meningkatkan risiko eskalasi.”
Karena dukungan militer Barat untuk Ukraina telah meningkat, Kremlin telah mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan merespons.
Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia akan mempertahankan wilayah Rusia dengan persenjataan lengkap yang dimilikinya.
Sambil mendorong maju dengan latihan perang nuklir, Stoltenberg mengecam pernyataan Putin sebagai “berbahaya dan sembrono.”
(Resa/AntiWar.com)