ISLAMTODAY ID-Menteri Pertahanan Kirgistan Baktybek Bekbolotov mengatakan tidak akan ada perdamaian sampai seorang arbiter datang antara kedua negara.
Kementerian pertahanan Kirgistan mengatakan bahwa perdamaian dengan Tajikistan tidak mungkin dilakukan dalam keadaan saat ini, sebulan setelah bentrokan perbatasan antara dua tetangga Asia Tengah itu menewaskan sekitar seratus orang.
Setelah pernyataan kementerian pada hari Rabu (19/10), Tajikistan menuduh tetangganya berusaha untuk “meningkatkan” situasi di dekat perbatasan.
Bentrokan sering meletus antara dua bekas republik Soviet, karena sekitar setengah dari perbatasan sepanjang 970 kilometer (600 mil) mereka telah diperebutkan sejak berakhirnya Uni Soviet.
Pertempuran bulan lalu di wilayah Batken Kirgistan selatan yang berbatasan dengan Tajikistan, menewaskan sekitar seratus orang menurut pihak berwenang dari kedua belah pihak.
Baik Tajikistan maupun Kirgistan adalah anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer regional yang dipimpin Rusia.
Menteri Pertahanan Kirgistan Baktybek Bekbolotov mengatakan pada hari Rabu (19/10) bahwa dia baru-baru ini bertemu dengan Sekretaris Jenderal CSTO Stanislav Zas dan “mengatakan kepadanya bahwa tidak akan ada perdamaian antara Kirgistan dan Tajikistan”.
“Orang Kirgistan memiliki kebenaran mereka, orang Tajik memiliki kebenaran mereka,” ungkap Bekbolotov pada konferensi pers di ibu kota Kirgistan, Bishkek, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (19/10).
“Sampai seorang arbiter datang di antara kita, tidak akan ada perdamaian,” tambahnya.
Dia menyarankan pengerahan “kontingen kecil” penjaga perdamaian CSTO yang akan melakukan “pengendalian gencatan senjata dan penarikan alat berat dari perbatasan”.
Kirgistan Beli Rudal dari Belarus
Menurut menteri, Kirgistan juga membeli sistem rudal S-125 “Pechora-2BM” dari Belarus, yang akan dikirimkan “pada akhir bulan” dan ditempatkan di kota perbatasan Batken.
Seorang juru bicara parlemen Kirgistan mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS bahwa pada hari Kamis anggota parlemen akan mempertimbangkan RUU yang memfasilitasi prosedur izin senjata api di wilayah perbatasan dengan Tajikistan dan Uzbekistan.
Juga pada hari Rabu (19/10), dinas penjaga perbatasan Tajikistan menuduh Kirgistan “tindakan yang disengaja untuk meningkatkan situasi di daerah perbatasan”, kantor berita Khovar melaporkan.
Ia menuduh Kirgistan berulang kali melakukan “pelanggaran” wilayah udara Tajik, termasuk di dekat kota Isfara yang dekat dengan Batken.
Awal pekan ini, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov meminta timpalannya dari Rusia Vladimir Putin untuk membantu menyelesaikan sengketa perbatasan.
(Resa/TRTWorld)