ISLAMTODAY ID-Kanselir Jerman Olaf Scholz berencana untuk menyetujui kesepakatan pelabuhan Hamburg dengan China meskipun ada tentangan dari enam kementerian berbeda dalam pemerintahan koalisi Scholz dengan Partai Hijau dan FDP liberal.
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menghadapi rentetan kritik setelah laporan media menuduhnya berencana untuk mendorong investasi China di pelabuhan Hamburg meskipun ada keberatan besar dalam pemerintahannya.
Raksasa pelayaran China Cosco akan mengambil 35 persen saham di terminal peti kemas di Hamburg, dalam kesepakatan yang disepakati tahun lalu tetapi belum disahkan oleh pemerintah federal.
Penyiar Jerman NDR dan WDR pada hari Kamis (20/10) melaporkan bahwa Kanselir berencana untuk menyetujui kesepakatan meskipun ada tentangan dari enam kementerian yang berbeda dalam pemerintahan koalisi Scholz dengan Partai Hijau dan FDP liberal.
Menurut laporan NDR dan WDR, kesepakatan itu akan efektif disetujui secara otomatis jika pemerintah tidak melakukan intervensi pada akhir Oktober.
Desas-desus telah beredar bahwa Scholz berencana untuk mengunjungi China pada awal November.
“Ini tidak baik untuk ekonomi kita atau keamanan kita,” ujar co-pemimpin Partai Hijau Omid Nouripour portal berita t-online, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (21/10).
Michael Kruse, kepala FDP di Hamburg, menyebut proyek itu “berbahaya”, sementara pakar kebijakan luar negeri konservatif Juergen Hardt mengatakan itu akan memungkinkan China untuk mendapatkan akses ke “wawasan internal yang sensitif”.
“Inilah yang seharusnya tidak kita sajikan kepada orang Cina di piring perak,” ungkap Hardt kepada surat kabar Die Welt.
Perhatian Mendesak
China adalah mitra dagang utama bagi Jerman, terutama untuk industri otomotif andalannya.
Banyak suara di Jerman, termasuk Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, telah menyerukan untuk lebih berhati-hati dalam perdagangan dengan China, memperingatkan bahwa ekonomi terbesar Eropa harus belajar dari rusaknya hubungannya dengan Rusia.
Tetapi Scholz sejauh ini tidak bergabung dengan paduan suara itu dan bahkan bersikeras pada pertemuan puncak bisnis pekan lalu bahwa Jerman harus mempertahankan hubungan bisnis dengan China.
“Kami tidak harus memisahkan diri dari beberapa negara, kami harus terus melakukan bisnis dengan masing-masing negara – dan saya akan katakan secara eksplisit, juga dengan China,” ungkapnya.
(Resa/TRTWorld)