ISLAMTODAY ID-Parlemen Rusia menyetujui dan mendukung undang-undang anti-LGBTQ+ yang melarang promosi “propaganda LGBT” di negara tersebut.
Rusia telah mengesahkan RUU tersebut pada 2013 dan menganggap hal tersebut sebagai tindak pidana.
Undang-undang baru yang diusulkan dan disahkan dengan suara bulat pada pembacaan pertamanya di majelis rendah Rusia, Duma Negara, akan memperluas larangan tersebut kepada orang-orang dari segala usia.
Undang-undang anti-LGBTQ+ tersebut melarang orang-orang di Rusia untuk mendukung homoseksualitas secara langsung, online, dalam film, buku, dan iklan.
Warga yang melanggar harus membayar denda besar hingga 400.000 rubel ($8.840).
Perusahaan dilaporkan akan menerima denda yang jauh lebih tinggi, hingga 5 juta rubel ($ 110.500).
Selain itu, warga non-Rusia yang melanggar hukum akan dikeluarkan dari negara itu dan dilarang masuk kembali.
The New York Times mengklaim RUU itu diajukan oleh anggota parlemen Rusia sebagai sarana untuk mencegah “gaya hidup non-tradisional” dan “penolakan nilai-nilai keluarga.”
“RUU itu juga merujuk orang transgender dan mengutuk informasi apa pun yang dapat menyebabkan anak di bawah umur ingin mengubah jenis kelamin mereka,” ungkap laporan The New York Times, seperti dilansir dari Global News, Kamis (27/10).
Picu Respon Kelompok HAM
Kelompok hak asasi manusia telah membuat seruan keras terhadap pengesahan RUU ini, mengklaim pada dasarnya mengkriminalisasi homoseksualitas.
Salah satu anggota parlemen utama di balik RUU tersebut, Alexander Khinshtein, telah membantah bahwa itu merupakan tindakan sensor.
“Kami tidak melarang referensi tentang LGBT sebagai sebuah fenomena. Kami melarang propaganda dan kata-katanya sangat penting di sini,” ungkapnya pada sidang pekan lalu.
“LGBT hari ini adalah elemen perang hibrida dan dalam perang hibrida ini kita harus melindungi nilai-nilai kita, masyarakat kita, dan anak-anak kita.”
Salah satu contoh perang ini adalah program anak-anak yang populer, Peppa Pig.
Menurutnya, program ini adalah serangan dari Barat untuk menerapkan nilai-nilai “tidak-Rusia” di masyarakat.
Menggunakan tangkapan layar dari salah satu episode, Khinshtein mengatakan kepada anggota parlemen bahwa karakter Penny the Polar Bear, yang memiliki dua ibu di acara itu, adalah contoh utama propaganda LGBT.
Selain itu, serial TV animasi South Park juga disebutkan.
Perang di Ukraina juga dibahas, dan Khinshtein mengatakan pertempuran itu terjadi “tidak hanya di medan perang, tetapi juga dalam pikiran dan jiwa orang-orang.”
RUU yang telah disetujui di parlemen Rusia pada hari Kamis (27/10), masih perlu ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin.
(Resa/Global News)