ISLAMTODAY ID-Penasihat diplomatik raja Bahrain mengatakan pada hari Sabtu (5/11) bahwa Bahrain akan terus membangun hubungannya dengan Israel setelah mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu sayap kanannya menang dalam pemilihan umum Israel.
Para pemimpin Arab sebagian besar bungkam tentang kemenangan Netanyahu.
Untuk diketahui, catatan oposisi garis keras Netanyahu terhadap kekuatan Muslim Syiah Iran telah membantu menjalin hubungan dengan para pemimpin Teluk Muslim Sunni.
Israel di bawah pemerintahan Netanyahu pada tahun 2020, menormalkan hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain di bawah pakta normalisasi yang ditengahi AS, yang dijuluki “Kesepakatan Abraham”.
Langkah ini terjadi berdasarkan pada kekhawatiran atas pengaruh regional Iran mendominasi strategi keamanan.
Penasihat diplomatik, Khalid bin Ahmed Al Khalifa, mengatakan kemenangan Netanyahu “normal dan selalu diharapkan”.
“Kami memiliki kesepakatan dengan Israel, bagian dari Kesepakatan Abraham, dan kami akan tetap pada kesepakatan kami dan berharap itu akan berlanjut di jalur yang sama dan terus membangun kemitraan kami bersama,” ungkapnya kepada wartawan, seperti dilansir dari MEE, Sabtu (5/11).
“Kami ingin menjadi contoh dan berhasil bersama dan menghadapi semua ancaman,” ungkapnya, menanggapi pertanyaan tentang pendekatan regional multilateral terhadap keamanan yang mencakup Israel.
Para pejabat AS dan Israel mengemukakan gagasan tentang sistem pertahanan udara Timur Tengah yang terintegrasi selama perjalanan Presiden AS Joe Biden pada bulan Juli ke Israel dan Arab Saudi, yang menyetujui Perjanjian Abraham tetapi belum secara resmi mengakui Israel.
“Kami ingin memastikan bahwa kami tidak harus mencapai hari di mana kami akan menghadapi beberapa penurunan keamanan di kawasan dalam bentuk apa pun,” ujar Khalid, yang negaranya merupakan rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS.
“Kami ingin kawasan itu mencapai kesepakatan di antara semua negara dan menyetujui segala bentuk permusuhan dari pihak mana pun ke pihak lain mana pun.”
Teluk dan Israel berbagi keprihatinan atas program nuklir dan misil Iran serta jaringan proksi regional.
Negara-negara Teluk bergantung pada Amerika Serikat untuk keamanan mereka tetapi mempertanyakan komitmen AS terhadap wilayah tersebut.
Pejabat dari Israel dan Bahrain sedang merundingkan perjanjian perdagangan bebas yang mereka harapkan akan ditandatangani sebelum akhir tahun.
(Resa/MEE)