ISLAMTODAY ID-Menurut laporan yang diterbitkan oleh berita Al-Quds pada 9 November bahwa pemimpin Partai Religius Zionis, Bezalel Smotrich menuntut aneksasi de facto Tepi Barat selama negosiasi untuk membentuk pemerintahan baru.
The Jerusalem Post melaporkan bahwa “Netanyahu berusaha untuk mencapai kesepakatan koalisi yang diperkecil pada portofolio kabinet dan kebijakan bertujuan untuk diselesaikan setelah pemerintah dilantik. Para pemimpin partai sejauh ini menolak tawaran itu, dan perubahan di Barat Bank termasuk di antara tuntutan kebijakan Smotrich.”
Smotrich diperkirakan akan ditunjuk sebagai menteri kabinet di pemerintahan baru dan telah meminta posisi di Kementerian Keuangan, namun Netanyahu dilaporkan telah menawarkannya Kementerian Pendidikan.
Sementara itu, wakil Knesset Israel Itamar Ben-Gvir mengatakan dia berharap anggota parlemen Arab akan meninggalkan Israel “tanpa pernah kembali,” lapor kantor berita Anadolu.
Ben-Gvir adalah kepala partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi) dan orang kedua dalam koalisi Zionisme Agama, yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich.
Dia juga dikenal karena tindakan permusuhannya yang menargetkan orang-orang Arab, dalam insiden terbaru dia membagikan foto anggota parlemen Arab Ahmed Tibi di bandara dengan judul: “Mereka melarikan diri dari Israel…. Kami telah menang,” menurut Middle East Monitor.
Zionisme agama, yang berafiliasi dengan blok politik yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, memenangkan 14 dari 120 kursi Knesset dalam pemilihan 1 November.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dengan keras mengkritik anggota Knesset (MK) Arab-Israel Aida Touma-Suleiman untuk posting media sosial di mana dia menyatakan solidaritas dengan para korban serangan malam Israel di Tepi Barat yang diduduki.
“Malu dengan pejabat terpilih yang mendukung teroris dan bersedia membiarkan mereka terus menumpahkan darah warga Israel,” ungkap panglima perang Israel dalam tweet pada 25 Oktober, seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (9/11).
Gantz melanjutkan dengan mengatakan bahwa “Touma-Suleiman membuktikan sekali lagi bahwa daftar bersama [Hadash–Ta’al] tidak dapat diintegrasikan ke dalam pemerintah dan tidak dapat diandalkan,” sebelum menyimpulkan bahwa “keamanan Israel mendahului pembentukan [penguasaan] ] koalisi.”
Tel Aviv telah meluncurkan serangan hampir setiap malam di seluruh Tepi Barat yang diduduki selama beberapa bulan terakhir, dalam upaya putus asa untuk memadamkan perlawanan yang berkembang terhadap kejahatan pendudukan.
(Resa/The Cradle)