ISLAMTODAY ID-MBS saat ini sedang melakukan tur ke Asia Timur, sejalan dengan keputusan Arab Saudi yang condong ke timur untuk ekspansi ekonomi.
Para pemimpin Korea Selatan dan Arab Saudi berjanji untuk meningkatkan hubungan pertahanan, konstruksi, dan energi pada 17 November.
Di sisi lain, Riyadh menandatangani perjanjian senilai $30 miliar atau 470 triliun dengan perusahaan yang berbasis di Seoul untuk membentuk “kemitraan strategis”.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan kepada putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) bahwa dia berharap kedua negara dapat memperluas kerja sama bilateral, menambahkan bahwa kerajaan adalah mitra utama untuk keamanan energi dan ekonominya.
Dalam sebuah pernyataan, Yoon mengatakan bahwa Korea Selatan bertujuan untuk memasukkan perusahaan nasional ke dalam proyek-proyek seperti proyek kota pintar NEOM senilai $500 miliar di barat laut Arab Saudi, serta memperluas kerja sama energi nuklir.
“Secara khusus, [MbS] mengatakan dia ingin secara drastis memperkuat kerja sama dengan Korea Selatan di bidang industri pertahanan, infrastruktur, dan konstruksi,” ungkap kantor Yoon, seperti dilansir dari The Cradle, Kamis (17/11).
Di antara perjanjian tersebut, Korea Electric Power Corp (KEPCO) dan empat perusahaan Korea lainnya menandatangani nota kesepahaman dengan Dana Investasi Publik Arab Saudi untuk membangun dan mengoperasikan pabrik produksi hidrogen dan amonia di kerajaan Saudi, kata perusahaan itu.
Raksasa minyak Arab Saudi Aramco juga mengatakan berencana untuk menginvestasikan $7 miliar dalam proyek petrokimia Korea Selatan.
MbS saat ini sedang dalam tur Asia Timur, setelah sebelumnya singgah di Indonesia untuk berpartisipasi di G20.
Putra mahkota selanjutnya akan mengunjungi Thailand dan Jepang untuk membahas energi dan kerja sama bilateral, menurut outlet berita milik negara Al Riyadh.
Sebagai akibat dari ketegangan hubungan Washington dengan kerajaan setelah keputusan OPEC untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 2 juta barel per hari, Arab Saudi memutuskan untuk condong ke arah timur untuk ekspansi ekonomi.
Pada bulan Oktober, Kementerian Luar Negeri China menyatakan dukungan China untuk perluasan aliansi strategis BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
Sebelumnya, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa MBS menyatakan keinginan untuk bergabung dengan grup tersebut.
Arab Saudi, anggota pendiri OPEC, adalah salah satu pengekspor minyak mentah terbesar di dunia.
(Resa/The Cradle)