ISLAMTODAY ID-Negara-negara NATO dan sekutu global lainnya sekarang mencari untuk menopang sumber daya kecil Moldova di tengah kekhawatiran baru akan agresi Rusia di masa depan dan pemotongan pasokan energi terhadapnya.
Sekitar 45 negara dan lembaga internasional telah bertemu di Paris untuk membahas bantuan kepada negara ‘ramah-NATO’, yang bukan merupakan anggota UE maupun NATO.
Negara-negara dilaporkan menjanjikan jutaan Euro dalam bantuan baru ke Moldova di tengah kekhawatiran destabilisasi akibat perang di negara tetangga Ukraina.
Wilayah Transnistria yang memisahkan diri Moldova juga dipandang sebagai titik nyala potensial, dan di awal invasi Ukraina ada spekulasi terus-menerus bahwa Kremlin mengincar serangan berikutnya ke Moldova.
Saat ini Rusia memiliki apa yang disebutnya pasukan “penjaga perdamaian” di Transnistria yang diperebutkan.
Seorang diplomat Prancis mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan negara-negara donor di Paris.
“Moldova terkena dampak langsung karena bergantung pada pasokan energi Rusia dan merupakan negara yang sebagian wilayahnya dikendalikan oleh tentara Rusia sehingga sangat rentan,” ungkap diplomat tersebut, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (22/11).
Selain itu, Al Jazeera mencatat bahwa negara tersebut “menghadapi lebih banyak kesulitan dengan tibanya musim dingin dan Moskow memotong pasokan gas alam sekitar 40 persen, merusak kemampuannya untuk memasok listrik yang cukup bagi penduduknya.”
Meskipun memiliki populasi lebih dari 2,5 juta, sejauh ini sepanjang perang Ukraina menerima jumlah yang sama, atau 2,5 juta pengungsi Ukraina ke wilayahnya.
Presiden Moldova Maia Sandu mengatakan kepada delegasi dalam pidatonya di forum, “Perang ini membahayakan pasokan listrik dan gas. Kami tidak yakin dapat menemukan cukup… untuk menghangatkan dan menerangi rumah kami, dan bahkan jika kami melakukannya, harga tidak terjangkau bagi rakyat dan ekonomi kita. Hal ini dapat membahayakan perdamaian dan keamanan sosial kita.”
Sementara itu, di antara negara-negara Eropa terkemuka yang menjanjikan jumlah yang signifikan adalah Prancis, yang menjadi tuan rumah pertemuan di Moldova.
Lebih lanjut, Presiden Prancis Emmanuel Macron meluncurkan paket bantuan baru senilai 100 juta euro.
Dia menjelaskan bahwa itu diperlukan untuk membantu negara mengatasi krisis energi sambil mempertahankan kemerdekaannya terutama di tengah bulan-bulan musim dingin yang keras.
(Resa/ZeroHedge)