ISLAMTODAY ID-Fokus India dalam kepresidenan G20 adalah “depolitisasi” pupuk dan rantai pasokan makanan adalah prioritas New Delhi.
Delhi mengharapkan “partisipasi” penuh dari Rusia dalam semua pertemuan G20 di bawah kepresidenannya, menolak seruan dari Barat untuk memboikot Moskow dalam pengelompokan antar pemerintah atas operasi militer khusus di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi mengatakan selama pengarahan mingguan pada hari Kamis (1/12) bahwa itu akan menjadi “upaya” Delhi untuk memastikan G20 dapat menanggapi dengan “satu suara” untuk menekan tantangan yang dihadapi dunia, khususnya negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dari Global Selatan.
“Ini adalah pengelompokan yang penting. Ini bekerja berdasarkan prinsip penting konsensus. Sebagai ketua G20, upaya kami adalah membangun konsensus dan kami telah mencoba melakukannya di tahap akhir KTT Bali,” ujar Bagchi, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (1/12).
Bagchi memilih tingginya harga makanan, pupuk, dan bahan bakar sebagai masalah terpenting yang dihadapi negara berkembang saat ini.
Pejabat India itu juga menggarisbawahi reformasi sistem yang dipimpin Barat yang telah ada sejak akhir Perang Dunia II dan memberikan bobot yang meningkat kepada negara-negara berkembang sebagai bagian dari agenda G20 di bawah kepresidenan Delhi.
Ketegangan geopolitik antara AS, Uni Eropa (UE) dan sekutu barat lainnya dan Rusia atas krisis Ukraina tumpah dalam pertemuan G20 tahun ini.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan rekan-rekannya dari Inggris, Kanada, dan Uni Eropa keluar dari pertemuan para menteri keuangan G20 di Washington pada bulan Juli segera setelah para pejabat Rusia mulai berpidato di pertemuan tersebut secara virtual dalam satu contoh.
G20 di bawah kepresidenan Indonesia yang berakhir bulan lalu menyepakati hanya satu pernyataan bersama, yang dirilis setelah KTT Pemimpin di Bali bulan lalu.
Komunike G20 mengakui “penilaian yang berbeda” tentang situasi di Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow, yang telah menyebabkan melonjaknya harga makanan, bahan bakar, dan pupuk secara global dan memengaruhi beban utang negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang mewakili Moskow pada KTT Pemimpin, mencatat bahwa kekuatan barat sedang mencoba mempolitisasi deklarasi G20.
India, Cina, dan Indonesia, serta beberapa negara berpenghasilan menengah besar lainnya, telah menolak mendukung posisi barat melawan Moskow.
Sebaliknya, Delhi dan Beijing telah meningkatkan hubungan energi dan komersial mereka dengan Rusia mengingat harga komoditas yang tinggi.
(Resa/Sputniknews)