ISLAMTODAY ID-Kantor berita TASS melaporkan mantan kontraktor intelijen AS Edward Snowden elah bersumpah setia kepada Rusia dan menerima paspor Rusia.
Untuk diketahui, Edward Snowden menjadi buronan AS karena membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers.
Snowden mendapatkan dokumen perjalanan sekitar tiga bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memberinya kewarganegaraan, kata pengacaranya Anatoly Kucherena.
“Ya, dia mendapatkan [paspor], dia mengambil sumpah,” ungkap Anatoly Kucherena, pengacara Snowden, kepada TASS, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (3/12).
“Ini masih masalah investigasi kriminal,” ungkap juru bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan pada Jumat (2/11).
Komentar tersebut merujuk pertanyaan tentang laporan Snowden ke Departemen Kehakiman AS yang menolak berkomentar.
Pihak berwenang AS selama bertahun-tahun menginginkan Snowden kembali ke Amerika Serikat untuk menghadapi pengadilan pidana atas tuduhan spionase.
Presiden Vladimir Putin pada bulan September memberikan kewarganegaraan Rusia kepada Snowden, yang melarikan diri dari Amerika Serikat setelah membocorkan file rahasia yang mengungkap aktivitas penyadapan yang ekstensif dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Kebebasan Bergerak Dibatasi?
“Saya di Rusia karena Gedung Putih sengaja membatalkan paspor saya untuk menjebak saya di sini. Mereka menjatuhkan pesawat diplomatik Presiden Bolivia untuk mencegah saya pergi, dan terus mengganggu kebebasan bergerak saya hingga hari ini,” ungkap Snowden, 39 , katanya di Twitter pada hari Jumat, mengacu pada peristiwa dari tahun 2013.
Snowden mengacu pada insiden pada Juli 2013, ketika Bolivia mengeluh bahwa jet kepresidenannya yang membawa Evo Morales dari Rusia ke Bolivia telah dialihkan dan dipaksa mendarat di Austria karena kecurigaan bahwa Snowden ada di dalamnya.
Di sisi lain, pembela Snowden memuji dia sebagai pembangkang zaman modern karena mengungkap tingkat mata-mata AS dan dugaan pelanggaran privasi.
Para penentang mengatakan dia adalah seorang pengkhianat yang membahayakan kehidupan dengan mengungkap metode rahasia yang digunakan mata-mata Barat untuk mendengarkan negara-negara yang bermusuhan dan militan.
(Resa/TRTWorld)