ISLAMTODAY ID-Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Norwegia Jonas Haar Støre telah meminta NATO untuk melindungi jaringan pipa bawah air dan kabel komunikasi dengan membuat struktur koordinasi khusus, menurut Deutsche Welle.
“Pipa, telepon, dan kabel internet adalah komunikasi penting bagi negara bagian kita; keselamatan mereka harus diberikan prioritas utama,” ungkap Scholz setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre pada malam Konferensi Keamanan Berlin, seperti dilansir dari ZeroHedge, Senin (12/5).
Dia menambahkan bahwa serangan baru-baru ini pada pipa Nord Stream dan Nord Stream 2 telah menunjukkan seberapa tinggi risiko di area ini.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut baik inisiatif tersebut.
“Kami telah meningkatkan langkah-langkah keamanan setelah sabotase Nord Stream baru-baru ini, dan sangat penting bagi kami untuk melakukan lebih banyak lagi untuk memastikan infrastruktur maritim kami terlindungi dari serangan di masa depan,” ungkap Stoltenberg.
Perdana Menteri Norwegia juga mengatakan negaranya akan mengarahkan sebagian dari pendapatan ekspor gasnya untuk membantu Ukraina dan negara lain yang terkena dampak krisis energi global.
Kenaikan harga energi yang disebabkan oleh invasi Federasi Rusia ke Ukraina telah membawa keuntungan tambahan bagi Norwegia.
Scholz berterima kasih kepada Norwegia atas peningkatan 10 persen dalam pengiriman gas ke Jerman, karena Berlin mencoba menebus pengurangan pengiriman dari Rusia.
Scholz juga mengatakan negaranya akan terus menjadi pemimpin dalam mempertahankan Eropa dan kebebasan Eropa.
“Tidak ada agresor yang meragukan bahwa kami memiliki niat kuat untuk mempertahankan setiap sekutu kami dan setiap jengkal wilayah aliansi dengan semua kekuatan yang kami miliki,” ungkap kanselir Jerman.
Sementara itu, Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann mengakui bahwa Jerman mungkin telah berkontribusi pada agresi Rusia terhadap Ukraina karena mendukung pipa gas Nord Stream 2.
“Mengetahui apa yang kita ketahui hari ini, keputusan untuk melanjutkan Nord Stream 2 setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014 merupakan kontribusi Jerman terhadap pecahnya perang di Ukraina,” ungkap Buschmann dalam sambutannya pada pertemuan menteri kehakiman G7 di Berlin.
Dia menambahkan bahwa adalah tugas Jerman untuk “menghadapi kebenaran ini secara langsung” dan “menarik kesimpulan yang benar darinya”.
(Resa/ZeroHedge)