ISLAMTODAY ID-Agen mata-mata Israel telah menggunakan krisis ekonomi Lebanon yang mengerikan dan kampanye Barat dalam melawan Hizbullah sebagai kesempatan untuk merekrut warga Lebanon.
Pasukan keamanan Lebanon menangkap 185 orang yang diduga bekerja untuk Mossad sejak awal keruntuhan ekonomi pada 2019.
Sumber keamanan yang berbicara dengan AFP mengatakan bahwa 165 tersangka telah diadili, dengan 25 telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman.
Hanya tiga dari mereka yang ditangkap diduga bekerja dengan Israel sebelum krisis.
Pada bulan Agustus tahun ini, Bank Dunia merilis sebuah laporan yang menyebut krisis Lebanon “disengaja” dan “skema ponzi” yang dilakukan oleh elit keuangan.
PBB sebelumnya menuduh pemerintah dan bank sentral melakukan “pelanggaran hak asasi manusia” untuk menciptakan kondisi ini. krisis.
“Ini adalah pertama kalinya begitu banyak orang ditangkap atas tuduhan bekerja sama dengan Israel, dan itu karena krisis,” ungkap satu sumber keamanan kepada kantor berita Prancis, seperti dilansir dari The Cradle, Kamis (8/12).
Sementara itu, yang lain menyebut krisis itu “sebuah keuntungan bagi Israel, yang Menargetkan orang Lebanon di media sosial dengan iklan pekerjaan untuk perusahaan palsu.”
Mereka yang menerima tawaran pekerjaan palsu kemudian akan dihubungi oleh agen Israel yang menyamar sebagai perekrut.
Tetapi sementara beberapa tahanan segera curiga bahwa mereka telah dihubungi oleh intelijen Israel, mereka terus melakukan pekerjaan itu “karena mereka tidak memiliki masalah dengan Israel dan membenci Hizbullah.”
Sementara itu, krisis yang mencengkeram Lebanon adalah akibat dari korupsi yang meluas dan salah urus di antara elit keuangan.
Lebih lanjuut, media arus utama dan kelompok-kelompok yang didukung Barat diketahui menyalahkan setiap masalah yang dihadapi Lebanon pada perlawanan Lebanon dan senjatanya.
Retorika ini tetap lazim di kalangan kelompok Kristen Lebanon, beberapa di antaranya baru-baru ini mendukung pembentukan milisi neo-fasis yang kemungkinan akan memicu perselisihan sektarian di negara tersebut.
Pada bulan September, Israel mendeklasifikasi dokumen rahasia Mossad yang merinci tingkat kolaborasi antara milisi Kristen dan Tel Aviv dalam konflik berdarah Lebanon.
Menurut ini, badan intelijen memiliki peran besar dalam kekejaman yang dilakukan oleh milisi.
Jumlah penangkapan bersejarah selama tiga tahun terakhir membuktikan bagaimana Israel kembali bergegas mengambil keuntungan dari krisis Lebanon, yang telah mendorong empat dari setiap lima warga negara ke dalam kemiskinan dan menyebabkan gelombang migrasi besar-besaran.
Pada bulan Januari tahun ini saja, pasukan keamanan mengganggu operasi lebih dari 15 jaringan mata-mata Israel independen di Lebanon dan menangkap hingga 100 orang.
(Resa/The Cradle)