ISLAMTODAY ID-Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Senin (12/12) mengatakan waspada dengan meningkatnya ketegangan di Kosovo.
Hal ini diduga merupakan kesalahan otoritas etnis Albania yang “radikal” di provinsi Serbia yang memisahkan diri dan sponsor Barat mereka.
Pihak berwenang di Pristina telah melakukan “serangkaian provokasi” dengan AS dan UE secara diam-diam.
“Mereka menggunakan kekerasan bermotivasi etnis untuk menargetkan sisa orang Serbia di provinsi tersebut,” ungkap Zakharova kepada wartawan, seperti dilansir dari RT, Senin (12/12).
Perdana Menteri Albin Kurti berusaha untuk mengalihkan perhatian dari kebijakan domestik yang gagal dengan bermain api, memicu histeria Serbofobia dan meningkatkan ketegangan “mendekati konflik bersenjata,”
Hanya kesabaran warga Serbia setempat dan pemerintah di Beograd yang mencegah terjadinya kekerasan terbuka, tambahnya.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan kepemimpinan Serbia,” ungkap Zakharova.
Lebih lanjut, dia mendukung posisi Beograd bahwa Kosovo Albania dan Barat “secara sinis mengabaikan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244, perjanjian Brussel dan Washington.”
Resolusi PBB mengatur kehadiran NATO di provinsi tersebut setelah pengeboman Serbia pada tahun 1999, sementara perjanjian Brussel tahun 2013 membayangkan otonomi bagi etnis Serbia yang tersisa.
Di sisi lain, UNSCR 1244 dengan jelas mengatur agar Serbia mengirim pasukan keamanannya ke provinsi tersebut, dan “bahkan para pembela ‘perintah berbasis aturan’ pun tidak dapat menyangkal hal ini,” tambah Zakharova.
Dia secara khusus mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock baru-baru ini bahwa penempatan seperti itu akan “sama sekali tidak dapat diterima”, yang oleh Serbia dikecam sebagai “tidak masuk akal”.
Kami akan terus membantu Beograd membela kepentingan nasional yang sah sehubungan dengan Kosovo berdasarkan UNSCR 1244, yang tetap berlaku tanpa kecuali.
Alih-alih menekan etnis Albania untuk mematuhi perjanjian yang ditandatangani, AS dan UE telah “secara terang-terangan menyabotase” dokumen Brussel ketika lebih memilih “praktik jahat” untuk mengintimidasi dan menyalahkan Serbia Kosovo, kata Zakharova.
Bulan lalu, Brussel dan Washington berhasil membujuk Pristina untuk membatalkan rencananya untuk melarang pelat nomor Serbia.
Kedamaian yang relatif berlangsung kurang dari dua minggu ketika polisi etnis Albania dikerahkan di wilayah mayoritas Serbia, melecehkan taman kanak-kanak dan pabrik anggur keluarga.
(Resa/RT)