ISLAMTODAY ID-Selama setahun terakhir Turki berupaya memulangkan jutaan pengungsi Suriah dengan membangun ‘koridor keamanan’ sepanjang 30 km jauh di dalam Suriah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 11 Desember mendesak timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin, untuk mendukung rencana tersebut.
sebuah area yang dikendalikan oleh kelompok militan Kurdi.
Erdogan mengatakan kepada Putin selama percakapan telepon bahwa “penting untuk membersihkan [pejuang Kurdi] dari perbatasan hingga kedalaman setidaknya 30 kilometer,” ungkap kantornya dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu menunjuk pada perjanjian 2019 antara Rusia dan Turkiye untuk menetapkan zona di bawah kendali Suriah dan Rusia.
Kremlin mengkonfirmasi perjanjian 2019 telah dibahas dalam panggilan tersebut.
“Pertahanan kedua negara dan layanan luar negeri akan mempertahankan kontak dekat dalam hal ini,” ungkap pernyataan Kremlin, seperti dilansir dari The Cradle, Senin (12/12).
Dorongan Erdogan untuk membangun “koridor keamanan” ini muncul saat Ankara memperbaharui serangannya terhadap posisi kelompok militan Kurdi di Suriah utara, seperti Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Pejuang PKK dan YPG merupakan tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS dan telah membantu Washington menjarah minyak Suriah dari wilayah timur laut Suriah.
Serangan udara Turkiye ke Suriah utara dan Irak dimulai bulan lalu setelah serangan teror di Istanbul yang disematkan Ankara pada PKK.
Ancaman dari Turkiye untuk menginvasi Suriah dengan serangan darat di awal tahun ditolak oleh Rusia dan AS.
Selain itu, Moskow dan Washington telah memberikan tekanan diplomatik kepada Ankara untuk tidak meluncurkan kampanye baru.
Selama panggilan telepon hari Ahad (11/12), para pemimpin Turki dan Rusia juga membahas perluasan koridor biji-bijian yang beroperasi di Laut Hitam untuk memasukkan komoditas Rusia lainnya, seperti pupuk dan produk pertanian.
Koridor didirikan dengan dukungan dari Ankara dan PBB untuk memungkinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina.
Erdogan dan Putin juga membahas pendirian pangkalan di Turkiye untuk mengekspor gas Rusia, dalam upaya membantu Kremlin menebus pelanggan Eropa yang hilang.
(Resa/The Cradle)