ISLAMTODAY ID-Iran telah mengumumkan sanksi baru terhadap puluhan pejabat dan kelompok Uni Eropa dan Inggris sebagai langkah timbal balik atas tuduhan tindakan yang disengaja dalam mendukung terorisme.
Langkah Teheran dilakukan beberapa jam setelah menteri luar negeri Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap Iran di tengah protes selama berbulan-bulan di negara itu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (13/12), Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan telah menunjuk 23 individu dan 9 kelompok, termasuk anggota parlemen terkemuka, tokoh militer, dan kelompok media.
“Karena dukungan mereka yang disengaja untuk terorisme dan organisasi teroris serta hasutan untuk terorisme, kekerasan, dan kebencian yang memicu kerusuhan, kekerasan, aksi teroris, dan pelanggaran hak asasi manusia, kementerian luar negeri menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan entitas UE,” ungkap pernyataan itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (13/12).
Langkah Iran itu dilakukan beberapa jam setelah menteri luar negeri Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap Iran di tengah protes berbulan-bulan di negara itu.
Protes dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun saat berada dalam tahanan polisi moralitas pada pertengahan September.
Tragedi tersebut juga memicu ketegangan baru antara Teheran dan Barat.
Pejabat, Kelompok Jadi Target
Pejabat militer Inggris yang dikenai sanksi termasuk Ken McCallum, kepala agen mata-mata Inggris MI5; Tony Radakin, kepala staf pertahanan Inggris; dan Robert Jenrich, menteri negara untuk imigrasi.
Kelompok Inggris yang dikenai sanksi adalah: Tony Blair Institute for Global Change; Menwith Hill Angkatan Udara Kerajaan; Fasilitas Dukungan Angkatan Laut Inggris di Bahrain; dan Komite Inggris untuk Kebebasan Iran.
Orang-orang UE yang dikenai sanksi termasuk politisi Jerman, mantan anggota parlemen Prancis, serta Bernard Kouchner, salah satu pendiri Medecins Sans Frontieres (MSF).
Dua perusahaan Jerman, Water Engineering Trading GmbH dan Gidlemeister Projekta GmbH, juga dikenai sanksi karena “memproduksi” senjata kimia yang digunakan oleh mantan Presiden Irak Saddam Hussein selama perang Iran-Irak pada 1980-an.
Paket sanksi terbaru juga menargetkan kelompok media seperti Radio Farda, layanan berbahasa Persia dari Radio Free Europe di Praha, Radio Zamaneh yang berbasis di Amsterdam, dan mingguan kontroversial Prancis Charlie Hebdo.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa sanksi termasuk larangan visa ke Iran serta penyitaan properti dan aset mereka di negara itu, sebuah langkah yang pada dasarnya dirancang terhadap ekspatriat Iran yang bekerja untuk media ini.
Ketegangan Melonjak
Hukuman itu datang setelah menteri luar negeri Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap Iran sehubungan dengan protes anti-pemerintah yang mengguncang negara itu dalam beberapa bulan terakhir, serta pasokan drone ke Rusia.
Sebanyak 21 individu dan 1 kelompok ditambahkan ke daftar sanksi terkait hak asasi manusia, sementara 4 orang dan 4 kelompok lainnya ditunjuk atas pasokan drone ke Moskow.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan blok tersebut “akan mengambil tindakan apa pun yang kami bisa untuk mendukung perempuan muda dan demonstran damai”.
Ketegangan antara Iran dan UE telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah protes di seluruh negeri di negara itu serta laporan Iran memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.
Ketegangan antara kedua belah pihak semakin meningkat setelah Iran mengeksekusi dua pria minggu ini karena terlibat dalam protes selama berbulan-bulan. Sembilan orang lagi berada di hukuman mati.
(Resa/TRTWorld)