ISLAMTODAY ID-Produsen senjata Inggris berencana perluas kerja sama dengan Arab Saudi.
Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman bertemu dengan rekannya dari Inggris Ben Wallace pada 13 Desember, selama kunjungan resmi ke Inggris yang bertujuan untuk memajukan kerja sama militer antara kedua negara.
Bin Salman disambut di Royal Cavalry Guard Square di London dalam sebuah upacara resmi yang diadakan untuk menghormatinya bersama dengan delegasi yang menyertainya.
Menurut pembacaan oleh pemerintah Inggris, Wallace memuji kerja sama bersejarah antara keduanya, dan menekankan visi bersama untuk stabilitas dan kerja sama di Asia Barat.
Dalam kunjungan tersebut, para menteri pertahanan menandatangani rencana kerja sama di berbagai proyek pertahanan, dan peningkatan kerja sama pertahanan dan keamanan bilateral untuk mengatasi tantangan bersama.
“Senang menandatangani Rencana Kerja Sama Pertahanan ini, membawa kita lebih dekat dengan salah satu mitra terpenting kita,” ungkap Wallace dalam pidatonya kepada Bin Salman, seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (14/12).
Dia menambahkan, “ini adalah tonggak penting antara kedua negara kita, karena kita ingin meningkatkan kemitraan pertahanan kita lebih jauh untuk mendukung keamanan bersama dan regional.”
Selain itu, memorandum tersebut membahas cara-cara untuk meningkatkan dialog dan konsultasi rutin, serta berbagi pendidikan dan pelatihan untuk membangun kemampuan Angkatan Bersenjata Saudi.
Upacara tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen Inggris terhadap stabilitas Arab Saudi dan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap angkatan bersenjatanya.
Menurut situs berita online Saudi Gazette, upacara penandatanganan tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat Saudi, Fayyadh al-Ruwaili, dan timpalannya dari Inggris untuk urusan angkatan udara, Michael Wigston.
Kedua duta besar negara bagian dan atase militer hadir, bersama pejabat sipil dan staf pendamping.
Kemudian pada hari yang sama, Bin Salman mengunjungi markas besar sistem BAE raksasa pabrikan senjata Inggris dan diterima oleh Wigston dan CEO perusahaan Charles Woodburn.
Al-Arabiya melaporkan bahwa menteri pertahanan Saudi diberi tur ke pabrik pesawat Typhoon dan diberi pengarahan tentang sistem dan kemampuan tempur generasi keempat.
Selain itu, delegasi Inggris dan Saudi membahas cara untuk memajukan kemitraan antara BAE Systems dan Arab Saudi, yang telah menyelesaikan Golden Jubilee.
Arab Saudi telah mengoperasikan armada pesawat Typhoon multinasional yang cukup besar sejak akhir tahun 2000-an, setelah kesepakatan bernilai miliaran dolar pada tahun 2007 untuk membeli 72 Eurofighter Typhoon.
Sebanyak 48 pesawat lainnya diduga dipesan pada tahun 2018 selama kunjungan menteri pertahanan saat itu Mohammed Bin Salman (MbS), menurut Asian Military Review.
MbS kemudian dipromosikan ke posisi perdana menteri pada 27 September, dan menugaskan saudaranya Khalid untuk memimpin Kementerian Pertahanan.
Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Arab Saudi menyelesaikan perjanjian dengan perusahaan Navantia yang berbasis di Spanyol membangun beberapa kapal tempur untuk Angkatan Laut Saudi.
Perjanjian tersebut merupakan bagian dari beberapa pembelian senjata bernilai miliaran dolar oleh kerajaan dari negara-negara Eropa, selain kesepakatan pertahanan dan infrastruktur senilai $30 miliar dengan Korea Selatan.
(Resa/The Cradle)