ISLAMTODAY ID-Resimen Azov Ukraina baru-baru ini melakukan kunjungan ke Israel untuk mengadvokasi anggotanya yang menjadi tahanan di Rusia.
Menurut The Jerusalem Post pada 20 Desember bahwa Resimen Azov Ukraina melakukan kunjungan ke Israel dan bertemu dengan perwakilan pemerintah dan Pasukan Pertahanan Israel untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina.
Delegasi yang dipimpin oleh perwira Azov Ilya Samoilenko tiba di Israel pada hari Kamis (21/12).
Untuk diketahui, perwira Azov Ilya Samoilenko merupakan salah satu dari banyak tentara yang membarikade diri di dalam pabrik baja Azovstal sebelum menyerah kepada pasukan Rusia awal tahun ini.
“Prestasi para pembela Mariupol di tahun 2022 mengejutkan seluruh dunia,” ungkap delegasi tersebut.
“Dalam perlawanan sengit terhadap pendudukan Rusia ini, berbagai bangsa di dunia melihat kesejajaran dengan berbagai episode sejarah mereka sendiri, ” ungkap Samoilenko, seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (21/12).
Kunjungan tersebut diselenggarakan oleh organisasi the Israeli Friends of Ukraine (IFU) dengan dukungan dari Kedutaan Besar Ukraina di Israel dan Yayasan Nadav.
Sementara itu, Anna Zharova, pendiri IFU menyebut kunjungan delegasi tersebut sebagai “proyek organisasi yang paling penting sejak awal perang.”
Untuk diketahui, pendahulu Resimen Azov yaitu Batalyon Azov sangat terkait dengan simbolisme dan ideologi neo-Nazi dan sayap kanan.
Lebih lanjut, resimen Azov bersikeras bahwa sebagian besar sentimen ini telah dibersihkan dari resimen.
Rusia telah memilih resimen Azov dalam banyak klaimnya bahwa Ukraina adalah “Negara Neo-Nazi”.
Moskow juga mengutuk Israel dalam beberapa kesempatan “atas dukungannya untuk Ukraina dan resimen Azov.”
Pada bulan Mei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengklaim bahwa “tentara bayaran Israel, pada kenyataannya, bersaing ketat dengan militan Azov.”
Pejabat Rusia juga menuduh Israel mendukung “Rezim Neo-Nazi” di Kiev.
Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan dalam konferensi pers di Kiev pada 26 Oktober bahwa negaranya memulai kerja sama intelijen dengan Israel.
Selama konferensi, yang diadakan antara presiden Ukraina dan rekannya dari Guinea-Bissau, Omar Sissoko Ambalo, Zelensky mengatakan: “Layanan intelijen antara kedua belah pihak telah memulai kerja sama,” menambahkan bahwa dia mengharapkan untuk melihat “kemajuan dalam pertukaran ini setelah jeda yang lama.”
“Ada tren positif dalam hubungan antara Kiev dan Tel Aviv setelah kedua belah pihak berbagi informasi intelijen, khususnya terkait dengan drone Iran yang digunakan oleh Rusia dalam perang yang dilakukannya melawan Ukraina,” lanjut Zelensky.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini, Israel telah berusaha menemukan keseimbangan antara mendukung negara Eropa timur itu dan memelihara hubungan baik dengan Moskow.
(Resa/The Cradle)