ISLAMTODAY ID-Presiden Rusia Vladimir Putin ucapkan selamat kepada Benjamin Netanyahu setelah menjabat sebagai perdana menteri Israel.
Putin juga menyerukan penguatan kerja sama Rusia-Israel di semua bidang untuk menormalkan hubungan diplomatik antara kedua negara.
“Saya berharap pemerintah baru di bawah kepemimpinan Anda akan melanjutkan penguatan kerja sama Rusia-Israel di semua bidang untuk kepentingan rakyat kami, demi memastikan perdamaian dan keamanan di Timur Tengah,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan di 29 Desember, seperti dilansir dari The Cradle, Sabtu (31/12).
“Di Rusia, kami sangat menghargai kontribusi pribadi dan jangka panjang Anda untuk memperkuat hubungan persahabatan antara negara kami,” tambah Putin.
Untuk diketahui, hubungan keduanya memburuk karena perang di Ukraina.
Hal tersebut karena Rusia memperingatkan Israel agar tidak mengirimkan senjata ke Ukraina
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan Israel pada 17 Oktober tentang dampak memasok senjata ke Ukraina.
Medvedev mengatakan bahwa setiap langkah untuk mendukung pasukan Ukraina akan sangat merusak hubungan bilateral.
Sejak awal perang, Israel telah memasok Ukraina dengan bantuan yang tidak mematikan, termasuk peralatan militer dan, dugaan sistem pertahanan rudal yang disediakan melalui perantara Polandia.
Menurut The Jerusalem Post, seorang pejabat Israel mengungkapkan kepada New York Times bahwa Israel memberikan informasi keamanan dan intelijen ke Ukraina tentang drone Iran yang digunakan oleh Rusia dalam operasi militernya.
Awal tahun ini, Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengklaim bahwa tentara bayaran Israel telah berperang berdampingan dengan ultra-nasionalis Ukraina dari Batalyon Azov.
“Ada tentara bayaran dari Israel yang bertempur bersama Brigade Azov ekstremis … Israel tidak akan dapat mengabaikan ini, terutama dengan adanya video dan materi yang mendokumentasikan ini,” ungkap Zakharova kepada Sputnik.
Pada tanggal 3 Mei, kementerian luar negeri Rusia mengkritik Israel karena mendukung “rezim neo-Nazi” di Ukraina.
Langkah tersebut semakin meningkatkan ketegangan diantara keduanya.
“Ukraina telah menjadi pemimpin di antara negara-negara bekas Uni Soviet dalam hal jumlah insiden anti-Semit, dan beberapa publikasi menunjukkan bahwa Ukraina secara umum melampaui gabungan semua negara bekas Uni Soviet dalam jumlah mereka,” pernyataan kementerian luar negeri Rusia.
(Resa/The Cradle)