ISLAMTODAY ID-Administrator NASA Bill Nelson mengatakan China mungkin mencoba menguasai lokasi yang paling kaya sumber daya di Bulan jika memenangkan persaingan melawan AS untuk satu-satunya planet bermassa Bumi.
“Itu adalah fakta: kita berada dalam perlombaan luar angkasa,” ungkap Nelson dalam wawancara dengan Politico pada hari Ahad (1/1/2023), seperti dialnsir dari RT, Senin (2/1/2023).
“Dan memang benar bahwa kita lebih baik berhati-hati agar mereka [China] tidak sampai ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah. ‘di sini, ini wilayah kita,'” ia memperingatkan.
“Masalahnya adalah hanya ada begitu banyak tempat di kutub selatan bulan yang memadai untuk apa yang kami pikirkan, pada titik ini, untuk memanen air dan sebagainya,” tambah kepala badan antariksa AS itu.
Sebagai pembenaran atas klaimnya, dia mengutip perilaku Beijing di Bumi.
“Jika Anda meragukannya, lihat apa yang mereka lakukan dengan Kepulauan Spratly,” ungkap Nelson.
Untuk diketahui, Kepulauan Spratly merupakan kepulauan Laut China Selatan yang diperebutkan oleh negara lain tetapi di mana militer China telah mendirikan pangkalan.
Pada 2019, China menjadi negara pertama yang melakukan pendaratan lunak di sisi jauh Bulan sebagai bagian dari misi robotik Chang’e 4.
Pendaratan tersebut kemudian dapat mengirimkan sampel bulan kembali ke Bumi.
Beijing mengatakan akan menempatkan manusia di bulan sebelum tahun 2030 dan akan mendirikan stasiun penelitian ilmiah di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, China National Space Administration (CNSA) juga telah berhasil mengirim pengorbit dan penjelajah ke Mars, serta meluncurkan stasiun luar angkasa nasionalnya ke orbit Bumi.
“Tiongkok dalam satu dekade terakhir telah mencapai kesuksesan dan kemajuan luar biasa dalam program luar angkasanya,” Nelson mengakui.
Namun, dia masih menyatakan keyakinannya bahwa NASA memiliki apa yang diperlukan untuk memenangkan perlombaan lagi dan memenuhi tujuan yang ditetapkan untuk mengirim misi berawak ke Bulan pada tahun 2025.
Beijing dalam banyak kesempatan membantah tuduhan AS yaitu memiliki agenda berbahaya di balik program luar angkasanya.
Pada bulan Agustus, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa “luar angkasa bukanlah medan pergulatan, tetapi bidang penting untuk kerja sama yang saling menguntungkan.”
“Eksplorasi kosmos adalah usaha bersama umat manusia dan harus bermanfaat bagi semua,” ungkap Zhao.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa China berkomitmen dalam penggunaan ruang angkasa secara damai dan bekerja sama dengan negara lain.
(Resa/RT)