ISLAMTODAY ID-Menteri luar negeri China menggambarkan perjuangan Palestina sebagai hal yang penting untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Menurut berita Al-Mayadeen bahwa pada 15 Januari, Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, memohon kepada Israel untuk menghentikan “hasutan” dengan Palestina dalam mencegah eskalasi apa pun.
Dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Kairo, menteri China menyerukan ketidakadilan yang menimpa warga Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mematuhi pengembangan solusi dua negara, melakukan upaya untuk memperluas bantuan kemanusiaan, dan menemukan solusi yang adil dan mendesak untuk konflik tersebut.
Qin Gang menekankan pentingnya “mempertahankan status quo bersejarah” di Yerusalem, mengacu pada penyerbuan Masjid Al-Aqsa baru-baru ini yang diprakarsai oleh Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional Israel.
Namun, pada hari yang sama diplomat China menyatakan keprihatinan tentang situasi tegang, 292 pemukim Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa di kota Yerusalem yang diduduki sambil dilindungi oleh polisi Israel, menurut WAFA.
Pemukim Yahudi menggerebek situs suci Islam melalui Gerbang Al-Maghariba dan melakukan upacara Talmud di dalam Tempat Suci.
“Jamaah Palestina dan penjaga Masjid Al-Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan pemukim yang mengunjungi tempat suci Islam,” ungkap Wakaf Islam, yang sering menyebut kehadiran pemukim di masjid “provokatif”, seperti dilansir dari The Cradle, Senin (16/1/2023).
Sementara itu, sejak awal tahun 2023, pasukan pendudukan Israel telah membunuh 13 warga Palestina dalam dua minggu karena beberapa serangan dan konfrontasi di Tepi Barat yang diduduki.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel menewaskan sedikitnya 170 warga Palestina di Tepi Barat dan menduduki Yerusalem Timur pada 2022, termasuk lebih dari 30 anak.
Setidaknya 9.000 lainnya telah terluka, yang mengakibatkan tahun 2022 menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak 2005, menurut laporan PBB.
Pada tahun 2022, pemukim Israel melancarkan serangan yang lebih agresif dan terorganisir terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Setidaknya 250 permukiman ilegal Israel yang terletak di seluruh Tepi Barat dan Yerusalem Timur adalah rumah bagi antara 600.000 dan 750.000 penduduk Israel, menurut WAFA.
Perlawanan sudah sangat meningkat dan diperkirakan akan semakin meningkat, terutama di Tepi Barat, karena “status quo” Yerusalem terus terancam dan warga Palestina menjadi sasaran kekerasan Israel pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(Resa/The Cradle)