ISLAMTODAY ID-Tentara AS dan Israel pada 23 Januari meluncurkan latihan militer bersama paling signifikan hingga saat ini di Laut Mediterania Timur.
Latihan tersebut melibatkan ribuan tentara, 12 kapal, dan 142 pesawat, termasuk pembom berkemampuan nuklir.
Dengan nama kode ‘Juniper Oak,’ latihan itu dimaksudkan untuk “memperkuat kesiapan kolektif AS-Israel … berkontribusi pada stabilitas regional,” bunyi siaran pers yang dikeluarkan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM).
Latihan itu akan mencakup latihan tembakan langsung dan melibatkan 6.400 tentara AS, 450 di antaranya berada di Israel, menurut seorang pejabat senior pertahanan AS yang berbicara dengan Reuters.
Pesawat yang akan dikerahkan selama latihan termasuk pembom B-52, F-35, F-15, F-16, dan jet F-18.
Menurut CENTCOM, latihan akan berlangsung dalam jarak yang jauh dan melibatkan “darat, laut, udara, dan luar angkasa.”
Terlepas dari permusuhan jangka panjang Washington dan Tel Aviv terhadap Iran, pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa “tidak akan ada maket target Iran” selama latihan.
Lebih lanjut, pejabat tersebut menambahkan bahwa “latihan [tidak] berorientasi pada musuh tertentu.”
“Saya pikir skala latihan itu relevan dengan berbagai skenario, dan Iran dapat menarik kesimpulan tertentu dari itu,” ungkap pejabat itu, seperti dilansir dari The Cradle, Senin (23/1/2023)
Perencanaan untuk latihan Juniper Oak dimulai sebelum Israel meresmikan pemerintahan paling kanan hingga saat ini di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pekan lalu, Komandan CENTCOM Michael Kurilla bertemu dengan Kepala Staf Israel yang baru, Herzi Halevi, dan pendahulunya Aviv Kochavi selama upacara pertukaran resmi mereka.
Kurilla juga bertemu dengan Menteri Pertahanan baru Israel, Yoav Gallant.
Latihan Juniper Oak akan berlangsung hanya beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki.
Blinken diperkirakan tiba pada 30 Januari untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Israel dan Otoritas Palestina (PA).
Dia adalah pejabat senior Gedung Putih kedua yang mengunjungi Israel bulan ini, datang kurang dari dua minggu setelah Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Menurut seorang pejabat AS yang berbicara dengan The Times of Israel, kunjungan pejabat Gedung Putih saat ini ditujukan untuk “mendapatkan pemahaman tentang rencana pemerintah baru terkait dengan Tepi Barat sambil memperjelas garis merah pemerintah tentang masalah ini. .”
(Resa/The Cradle)
Latihan militer dilakukan pada saat para pejabat AS mengunjungi Israel untuk ‘memahami’ rencana pemerintah baru untuk secara ilegal mencaplok Tepi Barat yang diduduki.