ISLAMTODAY ID-Kementerian Luar Negeri Prancis pada hari Rabu (25/1/2023) menyatakan fakta bahwa AS, Jerman, dan beberapa negara lain mengumumkan mereka akan memasok Ukraina dengan tank tempur utama tidak berarti NATO sedang berperang dengan Moskow.
Komentar dari Quai d’Orsay muncul setelah pidato kontroversial Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di Parlemen Eropa awal pekan ini.
“Kami tidak berperang dengan Rusia dan tidak ada mitra kami,” ungkap juru bicara kementerian Anne-Claire Legendre pada hari Kamis, menurut AFP, seperti dilansir dari RT, Kamis (26/1/2023).
“Pengiriman peralatan militer… bukan merupakan perang bersama.”
Sehari sebelumnya, Washington mengumumkan akan mengirim lebih dari 30 tank M1 Abrams ke Kiev.
Lebih lanjut, pihak Jerman mengatakan akan menyumbangkan lebih dari 12 panzer Leopard 2, dan tidak menghalangi Polandia atau anggota UE atau NATO lainnya yang ingin menyerahkan mereka ke Ukraina juga.
Dalam upaya menggalang dukungan untuk pengiriman tank pada hari Selasa (24/1/2023), Baerbock mengatakan kepada Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) bahwa UE harus bergerak sejalan “karena kita berperang melawan Rusia dan bukan melawan satu sama lain.”
Dalam klarifikasinya, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan “perang agresi” melawan Ukraina dan hukum internasional “jelas” bahwa dukungan Berlin dalam “hak individu untuk membela diri” Kiev yang dijamin oleh Piagam PBB, tidak menjadikan Jerman sebagai pihak dalam konflik.”
Pada hari Rabu (25/1/2023), PM Prancis Elisabeth Borne mengatakan kepada parlemen di Paris bahwa pemerintahnya melanjutkan analisis tentang proposal untuk mengirim tank Leclerc ke Ukraina. Prancis telah menjanjikan kepada Kiev sejumlah “tank ringan” AMX-10 awal bulan ini.
Sementara itu, Menlu Prancis Catherine Colonna mengunjungi Ukraina pada hari Kamis, bertemu dengan mitranya Dmitry Kuleba di Odessa untuk “menunjukkan dukungan jangka panjang Prancis” dan “menilai kebutuhan mendesak Ukraina di sektor kemanusiaan dan militer untuk memberikan tanggapan yang nyata,” menurut siaran pers dari Quai d’Orsay.
(Resa/RT)