ISLAMTODAY ID-Dua gempa bumi besar awal pekan ini mengguncang Türkiye dan tetangganya Suriah, dan menyebabkan ribuan kematian dan kehancuran yang meluas.
Daerah antara Türkiye dan Suriah belum pernah mengalami gempa bumi sebesar yang terjadi pada Senin (6/2/2023) pagi di provinsi Kahramanmaras Turki selama lebih dari 100 tahun, kata direktur Layanan Seismologi Swiss, Stefan Wiemer.
Stefan Wiemer pada hari Kamis (9/2/2023) berbicara kepada saluran televisi Swiss SRF, yang disiarkan dalam bahasa Jerman.
Dia mengatakan tentang gempa bumi berkekuatan 7,7 dan 7,6 pada hari Senin (6/2/2023) yang mempengaruhi 10 provinsi di Türkiye selatan.
Sedikitnya 17.674 orang tewas dan 72.879 lainnya luka-luka akibat dua gempa kuat di Türkiye, kata Wakil Presiden Fuat Oktay, Kamis.
Wiemer mengatakan bukan suatu kebetulan bahwa gempa kuat sering terjadi antara kedua negara ini.
Ada batas lempeng di kawasan itu, katanya, seraya menambahkan bahwa selama bertahun-tahun, ada ketegangan di kawasan ini dan dilepaskan oleh gempa bumi.
“Ini adalah patahan Anatolia Timur, tempat ketegangan menumpuk dan mengering, terutama dengan gempa berkekuatan 7,7. Gempa sebesar itu sangat jarang terjadi,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (10/2/2023).
Gempa berkekuatan 8 skala Richter mungkin terjadi setahun sekali di dunia, tambahnya.
Mencontohkan dari sejarah, ia mengatakan bahwa Aleppo berkali-kali diguncang gempa besar, namun menambahkan bahwa gempa dengan magnitudo 7,7 sudah merupakan gempa besar.
Memperhatikan bahwa ada gempa susulan selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah gempa besar tersebut, Wiemer mengatakan bahwa umumnya berkurang jumlah dan intensitasnya dari waktu ke waktu.
Sementara itu, seorang seismolog Turki Profesor Dogan Perincek memeberikan pendapatnya melalui Sputnik.
“Ini adalah tragedi besar. Gempa mempengaruhi wilayah yang sangat luas – 470 km (diameter). Sebagai perbandingan, panjang Laut Marmara sekitar 250 km. Artinya luas wilayah yang terkena gempa hampir dua kali lipat panjang. Gempa susulan setelah gempa mencapai 6,6 poin, yang hampir sama dengan gempa utama. Dari segi besarnya, ini mungkin gempa pertama dari jenisnya di Turkiye. Kami telah mengalami sejumlah gempa di patahan tektonik. Untuk Misalnya, gempa Erzincan berkekuatan 7,9 SR, tetapi area yang terkena dampaknya jauh lebih kecil,” ungkap profesor itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (10/2/2023).
Mengapa gempa menimpa area yang begitu luas?
Menurut sang profesor, alasannya adalah episentrum gempa terletak di titik pertemuan dua patahan tektonik, Dead Sea Rift dan East Anatolian Fault.
Kahramanmaras terletak tepat di sebelah titik ini.
Dengan demikian, gempa bumi terjadi pada pertemuan kedua patahan ini, yang menentukan besarnya kerusakannya. Ini adalah situasi yang tidak biasa.
“Selama 10 hari terakhir saya mencatat peningkatan aktivitas seismik di Canakkale dari sisi Laut Marmara. Selama lebih dari 10 tahun, saya telah memantau dan menganalisis aktivitas seismik di negara tersebut setiap hari dengan peta khusus. Selama tiga tahun saya telah meramalkan gempa bumi di Canakkale (sebuah kota pelabuhan di pantai Dardanella). Gempa bumi di kawasan ini terjadi sekitar 250 tahun sekali dan bermagnitudo 7. Terakhir kali terjadi gempa adalah 287 tahun yang lalu. Waktunya telah tiba, bisa terjadi getaran kapan saja. Pengamatan saya di Laut Marmara mengkonfirmasi asumsi ini.”
(Resa/Sputniknews/TRTWorld)