ISLAMTODAY ID-Pasukan AS yang menduduki ladang gas alam di timur laut Suriah telah menembak jatuh kendaraan udara tak berawak (UAV) yang diklaim Pentagon sebagai pesawat tak berawak buatan Iran yang melakukan pengintaian pangkalan militer Amerika.
Drone itu dijatuhkan pada Selasa (15/2/2023) sore di atas ladang gas Conoco, rumah dari pabrik pemrosesan gas terbesar di Suriah, menurut pernyataan Komando Pusat AS (CENTCOM).
Pasukan Amerika secara ilegal menduduki sebagian besar wilayah Suriah, yang mengandung sebagian besar sumber daya minyak dan gas negara yang dilanda perang, sejak merebut wilayah itu dari teroris ISIS pada 2017.
CENTCOM tidak merinci bagaimana mengidentifikasi drone itu sebagai buatan Iran. AS memiliki ratusan tentara yang dikerahkan di Suriah, konon untuk misi kontraterorisme.
Pengerahan itu melanggar kedaulatan Suriah, karena Damaskus tidak pernah memberikan persetujuannya bagi pasukan AS untuk memasuki negara itu dan berulang kali menuntut agar mereka pergi.
Ladang Conoco dinamai menurut ConocoPhillips, perusahaan energi AS yang mengembangkan dan mengoperasikan konsesi tersebut hingga tahun 2005.
Dilansir dari RT, Kamis (16/2/2023), pabrik gas Conoco dilaporkan dapat memproduksi hampir 50 juta kaki kubik gas per hari.
Pasukan AS di ladang Conoco dan al-Omar, ladang minyak terbesar Suriah, telah berulang kali diserang selama bertahun-tahun.
Misalnya, pangkalan AS di Conoco dilaporkan menjadi sasaran tembakan roket bulan lalu.
Insiden terbaru terjadi ketika Suriah mencoba untuk keluar dari gempa besar yang melanda Türkiye selatan dan Suriah barat pada 6 Februari.
Lebih dari 41.000 orang tewas akibat gempa, termasuk lebih dari 1.400 kematian yang dikonfirmasi oleh pihak berwenang di Damaskus, dan 4.400 kematian lainnya dilaporkan di wilayah di bawah kendali pemberontak yang didukung Barat.
Sanksi AS telah menghambat upaya pengiriman uang ke Suriah, meskipun keputusan Washington pekan lalu untuk sementara mengecualikan bantuan gempa dari tindakannya.
Pendudukan dan sanksi telah memberi AS “cengkeraman maut” pada ekonomi Suriah yang terkepung, membuat rakyat negara itu jatuh miskin dan kelaparan, menurut Cato Institute, sebuah think tank Washington.
Penasihat politik dan media Presiden Suriah Bashar Al-Assad yaitu Dr. Bouthaina Shaaban, berbicara dengan Afshin Rattansi di acaranya Going Underground minggu lalu, menuduh Barat munafik dalam mengklaim masalah kemanusiaan sambil menjatuhkan hukuman kolektif pada warga Suriah.
(Resa/RT)