ISLAMTODAY ID-Presiden Suriah Bashar Assad tiba di Moskow pada hari Selasa (14/3/2023) dalam perjalanan langka untuk bertemu dengan sekutu setianya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari berikutnya.
Sebuah pernyataan Kremlin yang meninjau pertemuan Assad-Putin hari Rabu (15/3/2023) menunjukkan bahwa dalam agenda akan ada “pengembangan lebih lanjut dari kerja sama Rusia-Suriah di bidang politik, perdagangan, ekonomi dan kemanusiaan, serta prospek penyelesaian situasi yang komprehensif di dan sekitar Suriah,” menurut TASS.
Pernyataan itu juga mencatat bahwa di hari Rabu adalah “peringatan konflik” yang dimulai 12 tahun lalu pada Maret 2011.
Assad muncul sebagai pemenang terutama dengan bantuan Rusia, mengingat intervensi militer Rusia atas undangan pemimpin Suriah pada 2015.
Baik Damaskus maupun Moskow telah menggolongkan konflik tersebut sebagai hasil fundamental dari upaya perubahan rezim yang digerakkan secara eksternal dan menargetkan Assad yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu Teluk.
Dilansir dari ZeroHedge, Rabu (15/3/2023), tahun ini sering terjadi kunjungan perwakilan dari ibu kota Arab ke Damaskus.
Washington tentu saja telah bereaksi dengan memperingatkan sekutu regionalnya agar tidak menyambut Assad “kembali dari kedinginan”
Akan tetapi tampaknya hanya sedikit yang mendengarkan, dan sekarang momentum dari kesepakatan perdamaian dan normalisasi Iran-Arab Saudi yang ditengahi China Jumat lalu diperkirakan akan semakin menjauhkan kawasan itu dari kepentingan AS.
Perjalanan ke Moskow ini akan melihat Putin dan Assad memanfaatkan momentum positif ini untuk mendukung Suriah, saat ini sanksi berat yang dipimpin AS terus diberlakukan. Menurut rincian kedatangan Assad di Moskow:
Assad diterima oleh perwakilan khusus Putin untuk Timur Tengah, Mikhail Bogdanov, di bandara internasional Vnukovo Moskow.
Sebelum gempa mematikan 6 Februari yang menewaskan 50.000 orang di Turki dan Suriah, Rusia telah menengahi pembicaraan antara dua negara yang dilanda gempa.
Perwakilan Turki diharapkan hadir untuk acara yang berkaitan dengan kunjungan Assad.
The Associated Press merinci bahwa “Wakil menteri luar negeri Suriah, Turki dan Rusia serta penasihat senior mitra Iran mereka juga akan mengadakan pembicaraan pada hari Rabu dan Kamis di Moskow untuk membahas ‘upaya kontraterorisme’ di Suriah.”
Mengingat Assad dan Tentara Suriah telah muncul sebagai pemenang setelah lebih dari satu dekade pertempuran, yang juga pada beberapa kesempatan melihat AS mengebom kota dan daerah yang dikuasai pemerintah, termasuk ibu kota, bahkan Turki tampaknya menyambut gagasan pemulihan hubungan.
Kedua belah pihak menginginkan pasukan AS keluar dari timur laut Suriah juga.
Presiden Erdogan secara khusus tersinggung dengan pelatihan dan dukungan Washington yang diberikan kepada kelompok Kurdi Suriah yang sejalan dengan PKK yang dilarang.
(Resa/ZeroHedge)