ISLAMTODAY ID-Para pemimpin di seluruh dunia mengutuk serangan brutal pasukan Israel terhadap jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki untuk dua malam berturut-turut, karena kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan.
Puluhan petugas Israel bersenjata memasuki lokasi sementara hampir 20.000 jemaah masih melakukan salat Tarawih.
Serangan itu adalah yang kedua oleh pasukan Israel.
Pada Selasa (4/4/2023) malam, puluhan petugas bersenjata lengkap menyerbu lokasi.
Petugas Israel menggunakan granat kejut dan menembakkan gas air mata ke ruang salat Qibli.
Untuk diketahui ruang Qibli merupakan bangunan dengan kubah perak – tempat ratusan pria, wanita, orang tua, dan anak-anak menginap untuk sholat.
Beberapa saksi mata mengatakan, peluru baja berlapis karet juga ditembakkan.
Pada hari Rabu (5/4/2023), Gedung Putih mengatakan “sangat prihatin” dengan kekerasan yang terus berlanjut dan mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
“Sangat penting, sekarang lebih dari sebelumnya, bahwa Israel dan Palestina bekerja sama untuk meredakan ketegangan ini dan memulihkan rasa tenang,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, seperti dilansir dari MEE, Rabu (5/4/2023).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia “terkejut dan terkaget” oleh gambar-gambar pasukan keamanan Israel yang memukuli orang-orang di dalam masjid.
Video dari dalam masjid menunjukkan petugas Israel berulang kali memukul orang dengan pentungan sementara mereka tampak tergeletak di lantai.
Sementara itu, teriakan minta tolong dari perempuan dan anak-anak terdengar di latar belakang.
Juru bicara Stephane Dujarric mengatakan Guterres melihat gambar-gambar “kekerasan dan pemukulan” di dalam situs suci, dan merasa lebih tertekan karena itu datang “pada waktu kalender yang suci bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim yang seharusnya menjadi waktu untuk perdamaian dan non-kekerasan”.
“Tempat ibadah seharusnya hanya digunakan untuk ibadah yang damai,” tambahnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang negaranya dan Israel telah bekerja untuk membangun kembali hubungan yang renggang, mengatakan: “Menginjak-injak Masjid Al-Aqsa adalah garis merah kami.”
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pemerintahnya “sangat prihatin dengan retorika meradang yang keluar dari pemerintah Israel”.
“Kita perlu melihat pendekatan pemerintah Israel bergeser,” ungkap Trudeau.
“Kita perlu melihat pengurangan kekerasan dan orang-orang harus hidup dalam damai dan kemakmuran di wilayah tersebut.”
Komentar tersebut muncul di balik kecaman luas atas serangan Selasa malam Israel dari dunia Arab.
UEA mengatakan tindakan Israel berisiko “memperburuk ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan”.
Liga Arab mengutuk serangan itu.
“Pendekatan ekstrimis yang mengendalikan kebijakan pemerintah Israel akan mengarah pada konfrontasi luas dengan Palestina jika mereka tidak diakhiri,” ungkap Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
(Resa/MEE)