ISLAMTODAY ID-Diplomat top Taiwan, Joseph Wu, mengatakan kepada media bahwa Beijing mungkin merencanakan serangan militer pada tahun 2027.
“Konflik militer antara China dan Taiwan dapat terjadi pada tahun 2027,” ungkap Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, seperti dilansir dari RT, Sabtu (22/4/2023).
Tampil di stasiun radio LBC Inggris pada hari Kamis (20/4/2023), Wu berkata: “Kami menanggapi ancaman militer China dengan sangat serius… Saya pikir 2027 adalah tahun yang perlu kita seriusi.”
Dia menyatakan harapan bahwa “mitra yang berpikiran sama, termasuk Inggris, dapat menghentikan China memulai perang apa pun melawan Taiwan.”
Reuters mengungkapkan bulan lalu bahwa pemerintah Inggris telah menyetujui peningkatan yang cukup besar dalam ekspor suku cadang dan teknologi kapal selam ke Taiwan pada tahun 2022.
Itu mengikuti seruan mantan perdana menteri Liz Truss untuk “NATO global” dalam mempersenjatai Taipei dengan cara yang sama aliansi mempersenjatai Kiev.
Penilaian Wu tentang hubungan China-Taiwan menggemakan yang digariskan oleh Direktur CIA William Burns pada bulan Februari.
Tampil di CBS Face the Nation, dia mengklaim bahwa “Presiden Xi telah menginstruksikan PLA, pimpinan militer China, untuk bersiap pada tahun 2027 untuk menyerang Taiwan.”
Dia menambahkan ini saja tidak berarti Beijing telah “memutuskan untuk menginvasi pada tahun 2027 atau tahun lainnya.”
Sebulan sebelum komentar Burns, NBC mengutip memo internal Jenderal Mike Minihan, kepala Komando Mobilitas Udara AS (AMC), di mana dia memberi tahu stafnya bahwa pertempuran di pulau itu dapat pecah dalam dua tahun.
Namun, sementara juru bicara AMC mengonfirmasi keaslian memo tersebut, seorang pejabat anonim Pentagon mengatakan kepada outlet tersebut bahwa “komentar ini tidak mewakili pandangan departemen tentang China.”
Pada hari Jumat (21/4/2023), Menteri Luar Negeri China Qin Gang memperingatkan bahwa “mereka yang mempermainkan masalah Taiwan akan membakar diri mereka sendiri.”
Dia bersikeras bahwa Beijing “tidak akan pernah mundur dalam menghadapi tindakan apa pun yang merusak kedaulatan dan keamanan China.”
Awal bulan ini, saluran CCTV yang dikelola negara mengutip Presiden Xi yang meminta militer untuk meningkatkan “pelatihan yang berorientasi pada pertempuran yang sebenarnya.”
Taiwan secara de facto merdeka sejak 1949, ketika pihak yang kalah dalam perang saudara Tiongkok melarikan diri ke pulau itu dan mendirikan pemerintahannya sendiri.
Sementara hanya segelintir negara yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat, AS telah lama menjalin hubungan dekat dan tidak resmi dengan Taipei, baik secara militer maupun ekonomi.
Secara formal, Washington masih menganut prinsip ‘One-China’.
Beijing menganggap pulau itu sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayahnya yang telah direbut oleh separatis.
Sementara kepemimpinan China mengatakan memprioritaskan ‘reunifikasi’ damai, itu tidak mengesampingkan opsi militer.
(Resa/RT)