ISLAMTODAY ID – Kementerian Luar Negeri Suriah melaporkan bahwa Suriah menuntut agar Amerika Serikat berhenti mendukung terorisme dan kelompok separatis dan segera meninggalkan wilayah Suriah.
“Suriah juga menuntut agar Amerika Serikat berhenti mendukung terorisme dan kelompok separatis dan segera meninggalkan wilayah Suriah yang diduduki,” ungkap kementerian itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Ahad (23/4/2023).
Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan AS yang dikerahkan di Suriah terus menyelundupkan minyak ke luar negeri dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam hal ini, kementerian mendesak pemerintah AS untuk membayar kompensasi kepada rakyat Suriah.
Konflik bersenjata di Suriah telah berlangsung sejak 2011, dengan berbagai kelompok pemberontak, termasuk organisasi teroris, memerangi angkatan bersenjata Suriah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar Assad.
Washington mendukung kelompok bersenjata Kurdi di Suriah meskipun ada protes dari Damaskus.
Militer AS saat ini menguasai sebagian provinsi Al-Hasakah, Raqqa, Aleppo, dan Deir ez-Zor, tempat ladang minyak dan gas terbesar Suriah berada.
Pemerintah Suriah tidak mengakui apa yang disebut pemerintahan otonom di Suriah utara dan timur dan menyebut kehadiran militer AS di wilayahnya sebagai pendudukan dan pencurian minyak Suriah – pembajakan negara.
Tahun lalu, Menteri Luar Negeri Suriah Faysal Mikdad memperkirakan kerusakan yang ditimbulkan oleh industri minyak dan gas negara itu selama 11 tahun perang saudara mencapai $107 miliar.
Dia mengatakan Damaskus akan mencari reparasi dari AS.
(Resa/Sputniknews)