ISLAMTODAY ID- Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan bahwa deklarasi bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan yang menyediakan konsultasi bilateral reguler tentang penggunaan senjata nuklir mengacaukan situasi di Semenanjung Korea dan di dunia.
“Perkembangan peristiwa ini jelas bersifat destabilisasi dan akan memiliki konsekuensi negatif yang serius bagi keamanan regional dengan proyeksi stabilitas global,” ungkap Zakharova, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (28/4/2023).
Moskow yakin bahwa tindakan kolektif Barat lebih lanjut seperti itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain eskalasi ketegangan dengan memprovokasi perlombaan senjata.
“Kami menyerukan kepada Amerika Serikat dan sekutunya, yang, dalam mengejar keunggulan militer yang menentukan, menerapkan sejumlah program militer yang merusak stabilitas strategis global, untuk berhenti meningkatkan situasi dan mengabaikan langkah-langkah yang mengarah pada melemahnya tingkat keseluruhan pertahanan. keamanan untuk semua negara,” juru bicara itu menyimpulkan.
Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Asia-Pasifik memperluas kehadiran nuklir global mereka dengan dukungan penuh dari anggota lain dari blok Atlantik Utara, yang menyatakan dirinya sebagai “aliansi nuklir,” tambah diplomat itu.
Pada hari Rabu (26/4/2023), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden mengadopsi Deklarasi Washington yang menetapkan pembentukan mekanisme konsultasi bilateral reguler yang disebut Kelompok Konsultatif Nuklir AS-Korea Selatan tentang pencegahan yang diperluas dan perencanaan strategis.
Korea Selatan juga mendapatkan janji AS untuk segera mengerahkan “seluruh kekuatan aliansi”, termasuk senjata nuklir, jika terjadi serangan nuklir oleh Korea Utara.
AS juga meyakinkan Seoul akan menggunakan semua tindakan, termasuk senjata nuklir, jika terjadi agresi dari Korea Utara, dan berjanji akan mengirim kapal selam rudal nuklir ke Semenanjung Korea.
(Resa/Sputniknews)