ISLAMTODAY ID-Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) telah berjanji akan segera menanggapi pembunuhan para komandannya dan keluarga mereka di Jalur Gaza pagi ini oleh pesawat tempur Israel.
Dalam sebuah pernyataan, PIJ menganggap “musuh Zionis bertanggung jawab penuh atas pembantaian ini, yang melewati semua garis merah … tanggapan Palestina terhadap pembantaian keji ini tidak akan ditunda, dan Brigade Al-Quds serta perlawanan tidak akan terhalang.”
“Musuh tidak akan mencapai tujuannya melalui kejahatan keji ini… gerakan akan lebih bertekad untuk melanjutkan jalannya dan menjalankan tugas sucinya dalam melawan musuh,” ungkap pernyataan PIJ, seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (9/5/2023).
Serangan udara dini hari Israel di Jalur Gaza mengakibatkan terbunuhnya tiga pemimpin senior di PIJ, termasuk wanita dan anak-anak di keluarga mereka.
Beberapa warga sipil lainnya, termasuk seorang dokter, dibunuh oleh pengeboman Israel dalam apa yang digambarkan sebagai pembantaian.
Faksi perlawanan lainnya, termasuk Hamas, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), dan faksi Sarang Singa yang berbasis di Tepi Barat, semuanya telah mengeluarkan pernyataan solidaritas dengan Gaza dan perlawanannya dan menjanjikan tanggapan lebih lanjut terhadap serangan Israel.
“Darah para martir yang kita sayangi tidak akan sia-sia, dan pendudukan pengecut akan membayar mahal,” ungkap Brigade Abu Ali Mustafa, sayap bersenjata PFLP, dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Israel sedang mempersiapkan konflik yang “berkepanjangan” dengan perlawanan Palestina dan telah memulai langkah-langkah evakuasi dalam keadaan cemas.
Menurut surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, lebih dari 4.500 warga Israel di kota Sderot di Negev bersiap untuk dievakuasi.
Rumah sakit di daerah tersebut juga mulai memindahkan pasien ke ‘daerah berbenteng’ karena takut akan tembakan roket, dan tempat perlindungan bom di berbagai kota telah dibuka.
Laporan media Israel juga mengatakan bahwa Tel Aviv telah melakukan kontak dengan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) karena takut tanggapan akan keluar dari wilayah Lebanon juga.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah meminta semua pemukiman di sekitar Jalur Gaza untuk mempersiapkan diri.
“Kita harus siap menghadapi skenario apa pun, termasuk pertempuran yang berkepanjangan dan perluasan jangkauan tembakan roket,” ungkapnya.
(Resa/The Cradle)