ISLAMTODAY ID-Komentar terbaru dari seorang pejabat senior Brasil menuai kritik baru dari media pro-NATO.
Komentar tersebut berisi peringatan kepada rezim Barat agar tidak menghasut Perang Dunia III dengan memprovokasi Rusia.
Menurut salah satu publikasi besar Inggris, Celso Amorim, yang menjabat sebagai menteri luar negeri selama dua masa jabatan pertama Presiden Luiz Inácio Lula da Silva dan sekarang menjadi penasihatnya dalam urusan internasional, “mengatakan sikap berperang Barat melawan Moskow berisiko memprovokasi konflik yang lebih luas.”
“Kami tidak ingin perang dunia ketiga. Dan bahkan jika kami tidak memilikinya, kami tidak menginginkan Perang Dingin yang baru,” ungkap Amorim kepada publikasi tersebut, seperti dilansir dari Sputniknews, Sabtu (3/6/2023).
“Semua keprihatinan negara-negara di kawasan ini harus diperhitungkan, jika Anda menginginkan perdamaian.”
“Satu-satunya alternatif lain adalah kemenangan militer total melawan Rusia,” ungkap Amorim menjelaskan, bertanya kepada pewawancara: “Tahukah Anda apa yang akan terjadi setelahnya? Saya tidak.”
Amorim beralih ke keamanan nasional sebagai salah satu perhatian terbesar Moskow, yang dilaporkan secara khusus merujuk pada “pengepungan” NATO terhadap Rusia:
“Kita tidak bisa menilai situasi dalam 1,5 tahun terakhir. Ini adalah situasi puluhan tahun.”
Rusia memiliki “kekhawatiran yang harus diperhitungkan,” jelasnya. Tetap saja, “itu bukan kesalahan Ukraina,” simpulnya, menambahkan: “Ukraina adalah korban – korban dari sisa-sisa Perang Dingin.”
Penasihat senior presiden Brasil telah mengunjungi Kiev dan Moskow dalam beberapa minggu terakhir, sebagai bagian dari dorongan diplomatik yang berkelanjutan untuk mengakhiri permusuhan.
Namun dia menunjukkan bahwa Brasília memiliki keprihatinan serius atas upaya Barat yang sedang berlangsung untuk menggoyahkan Rusia, dan menjelaskan bahwa taktik semacam itu kemungkinan besar akan memperluas cakupan konflik.
“Saya teringat situasi di Jerman setelah Perang Dunia Pertama: Tujuannya adalah untuk melemahkan Jerman di [Perjanjian] Versailles dan kami tahu ke mana arahnya.”
Pernyataan itu muncul ketika pasukan anti-Rusia telah melontarkan kritik keras ke Brasil karena kenetralannya dalam konflik Ukraina—dan penolakan yang dirasakan untuk menandatangani sanksi Barat terhadap mitra dagang penting seperti Moskow.
Lula diserang habis-habisan pada bulan Januari karena menyarankan Kiev berbagi kesalahan atas permusuhan yang sedang berlangsung, dan bahwa intervensi Rusia diprovokasi.
Pada bulan April, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menuduh Lula “meniru propaganda Rusia dan China”, mengikuti saran presiden Brasil bahwa AS harus “berhenti mendorong” konflik.
(Resa/Sputniknews)