ISLAMTODAY ID-CIA diduga memberi tahu Layanan Intelijen dan Keamanan Umum (ADIV) milik Belgia tentang keterlibatan Ukraina dalam sabotase pipa gas Nord Stream sesaat sebelum insiden September lalu.
“Data tentang ledakan bawah laut yang melumpuhkan komponen utama infrastruktur energi Eropa, diberikan secara rahasia oleh intelijen asing AS,” ungkap ADIV pada (10/6/2023).
Namun, CIA tidak mengungkapkan dari mana asal informasi tersebut dengan alasan upaya melindungi Barat. Bahkan, Brussel telah menahan diri untuk tidak berbicara secara terbuka tentang dugaan peran Ukraina dalam sabotase tersebut.
Mereka khawatir informasi itu dapat menyebabkan ketegangan tinggi dalam aliansi Barat dengan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia yang masih berlanjut.
“Kisah ini menggambarkan bagaimana badan intelijen Barat, termasuk Belgia, telah mengetahui selama berbulan-bulan bahwa Ukraina mungkin terlibat dalam salah satu serangan paling brutal dan berbahaya terhadap infrastruktur energi Eropa,” ungkap berita dari media De Tijd.
“Kami tidak mengomentari pekerjaan dinas intelijen kami dan kontak yang dimiliki dinas intelijen kami dengan dinas mitra,” ungkap juru bicara Menteri Pertahanan Belgia Ludivine Dedonder.
Di sisi lain, Washington Post melaporkan bahwa awal pekan ini intelijen AS telah mengetahui selama berbulan-bulan bahwa operasi negara Ukraina berencana menghancurkan pipa gas Nord Stream.
Untuk diketahui, pada bulan Maret, beberapa media Barat mengklaim bahwa sebuah “kelompok pro-Ukraina” meledakkan saluran pipa. Diduga mereka menggunakan kapal pesiar sewaan untuk mengangkut bahan peledak ke lokasi ledakan di Laut Baltik.
Sementara itu, Rusia telah menolak informasi soal kemungkinan keterlibatan Ukraina. Bagi mereka, ini merupakan upaya pengalihan publik dari artikel bom oleh jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh bahwa Presiden AS Joe Biden adalah orang yang memberi perintah untuk menghancurkan Nord Stream.
Menurut sumber informasi yang berbicara dengan jurnalis veteran itu, bahan peledak yang diledakkan September lalu telah ditanam di jalur pipa pada Juni 2022 oleh penyelam Angkatan Laut AS di bawah kedok latihan NATO.
(Resa/RT)