(IslamToday ID) – The Times melaporkan pada hari Ahad (19/6/2023) bahwa berdiri sebuah kamp di dekat kota Poznan di Polandia yang dioperasikan oleh Bypol.
Pemimpin Bypol mengatakan sesi pelatihan tempur serupa telah berlangsung di negara NATO selama berbulan-bulan dengan merekrut ratusan orang.
Untuk diketahui, Bypol adalah kelompok mantan perwira dari dinas keamanan Belarusia yang melarikan diri setelah protes pada tahun 2020.
The Times menggambarkan orang-orang yang direkrut di kamp pelatihan sebagai orang Belarusia biasa, yang ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko sebagai tanggapan atas “kampanye penyiksaan dan penahanan Stalinesque (yang) hanya membungkam perbedaan pendapat di negara tersebut.”
Setelah pemilihan presiden 2020, Belarusia menghadapi protes massal terhadap masa jabatan baru Lukashenko.
Rakyat Belarusia mengklaim bahwa pemungutan suara telah dicurangi untuk mencabut kemenangan kandidat oposisi Svetlana Tikhanovskaya.
Sejak itu, Tikhanovskaya diperlakukan sebagai perwakilan rakyat Belarusia oleh AS dan sekutunya, dan saat ini berbasis di Lituania.
Bypol mengklaim telah melakukan beberapa misi tempur di tanah Belarusia, termasuk serangan drone terhadap radar udara A-50 Rusia di pangkalan udara Machulishchy dekat Minsk.
Di sisi lain, Lukashenko mengatakan para penyerang yang terlibat dalam insiden Februari telah direkrut oleh layanan khusus Kiev dan mencap rekannya dari Ukraina, Vladimir Zelensky, “sampah” karena mungkin menyetujui operasi tersebut.
Pemerintah Belarusia mengklaim memantau dengan cermat aktivitas Bypol, termasuk kamp pelatihan mereka yang berlokasi di Polandia, Ukraina, Latvia, Lituania, dan Republik Ceko.
“Kami tahu pos perekrutan tertentu; tahu siapa yang terlibat. Kami tahu kamp pelatihan, identitas instruktur, yang mengajar bagian mana dari kursus tersebut,” ungkap kepala keamanan Belarusia Ivan Tertel pada bulan April, seperti dilansir dari RT, Minggu (18/6/2023).
Dia menambahkan bahwa kelompok tersebut menggunakan taktik teroris untuk membuka jalan bagi pemberontakan di Belarusia dan bertindak sebagai alat negara asing.
“Dalang yang sama adalah kekuatan pendorong dalam hal masalah geopolitik yang dimiliki tetangga kita,” tambahnya.[res]