(IslamToday ID) – Uni Eropa larang perusahaan Eropa membuat superkomputer, teknologi kecerdasan buatan, dan microchip di negara-negara seperti China.
UE akan mengadopsi Strategi Keamanan Ekonomi Eropa untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada keputusan yang dibuat di China dan Amerika Serikat.
Dokumen setebal 14 halaman, yang diperoleh oleh outlet berita, akan dipresentasikan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di kemudian hari.
Lebih lanjut, para pemimpin UE dijadwalkan untuk membahas dokumen tersebut pada pertemuan puncak 29-30 Juni.
Media AS melaporkan bahwa meskipun dokumen tersebut tidak menyebut China secara khusus, jelas China tersirat sebagai target utama pelarangan.
Dengan demikian, strategi tersebut mengacu pada risiko ketergantungan yang berlebihan pada satu negara, terutama negara dengan nilai, model, dan kepentingan yang berbeda secara sistemik.
Makalah itu juga menyebutkan rencana untuk membatasi outsourcing teknologi maju ke negara-negara yang dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.
“Blok tersebut bermaksud membatasi investasi keluar dalam serangkaian teknologi canggih sempit yang dapat meningkatkan kapasitas militer dan intelijen para aktor yang dapat menggunakan kemampuan ini untuk mengancam perdamaian dan keamanan internasional; dan perlakuan yang aman terhadap informasi sensitif,” ungkap surat kabar itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (20/6/2023).
UE akan mengajukan langkah-langkah untuk memperketat cengkeramannya di tiga bidang utama.
Langkah tersebut antara lain penyaringan investasi masuk (mencegah entitas asing membeli perusahaan utama Eropa), kontrol ekspor (untuk mencegah perusahaan Eropa menjual senjata atau perangkat lunak intelijen ke negara musuh), dan keluar penyaringan investasi.
Strategi tersebut sangat menekankan pada pelarangan outsourcing komputasi kuantum, kecerdasan buatan dan semikonduktor canggih. [res]