(IslamToday ID) – Azerbaijan pada hari Kamis (22/6/2023) membantah klaim Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan selama rapat Kabinet di Yerevan soal tudingan memblokir secara ilegal rute Lachin.
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengingatkan Armenia bahwa provokasi oleh militer Armenia yang menghalangi jalur aman dari pos pemeriksaan Lachin telah menciptakan “kondisi yang sesuai” untuk jalan transparan dan aman penduduk Armenia di wilayah Karabakh.
Rute Lachin memiliki fungsi sebagai satu-satunya jalur darat yang menyediakan akses Armenia ke Karabakh.
“Tampaknya Armenia melakukan provokasi seperti itu karena dicabut dari kegiatan ilegal yang dilakukannya melalui jalan Lachin setelah tahun 2020, serta karena prihatin dengan pendekatan positif oleh Azerbaijan selama perjalanan penduduk Armenia,” ungkap pihak Azerbaijan.
Pernyataan itu menolak klaim Armenia bahwa ada krisis kemanusiaan di kawasan itu dan seruan Yerevan untuk pengenalan “mekanisme internasional” dalam dialog antara Baku dan penduduk lokal Armenia.
“Azerbaijan bertekad untuk menerapkan langkah-langkah relevan yang diperlukan untuk reintegrasi warga Armenia, dan undangan yang ditujukan kepada warga Armenia untuk membahas masalah ini dan lainnya masih berlaku,” ungkap pernyataan itu, seperti dilansir dari AA, Kamis (22/6/2023).
Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh.
Untuk diketahui, Nagorno-Karabakh merupakan sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Pada musim gugur 2020 dalam 44 hari pertempuran, Azerbaijan membebaskan beberapa kota, desa, dan permukiman dari pendudukan Armenia. Perjanjian perdamaian yang ditengahi Rusia dirayakan sebagai kemenangan di Azerbaijan.
Terlepas dari pembicaraan perjanjian damai yang sedang berlangsung antara Baku dan Yerevan, ketegangan antara negara tetangga telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena koridor Lachin. [res]