(IslamToday ID) – Ketegangan antara bos Wagner PMC Evgeny Prigozhin dan komandan senior di militer Rusia tumpah menjadi pemberontakan bersenjata oleh pasukan Wagner pada hari Jumat (23/6/2023).
Para pasukan Wagner memulai bentrokan di Moskow, tetapi berhenti dan setuju untuk kembali ke pangkalan mereka Sabtu (24/6/2023) malam setelah negosiasi difasilitasi oleh Minsk.
Insiden tersebut membuat Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley membatalkan rencana perjalanan ke Timur Tengah.
Untuk diketahui, perjalanan itu akan membawanya ke Israel dan Yordania untuk berbicara dengan pejabat militer di sana.
Secara terpisah, Penasihat Keamanan Nasional Biden Jake Sullivan juga membatalkan perjalanan yang akan membawanya ke Denmark untuk acara yang berkaitan dengan Ukraina.
Pada hari Jumat, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) membuka kasus pidana karena menghasut pemberontakan bersenjata atas pernyataan yang dibuat oleh kepala perusahaan militer swasta (PMC) Wagner Group, Evgeny Prigozhin.
Dilansir dari Sputniknews, Ahad (25/6/2023), Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan media sosial tentang dugaan serangan militer Rusia di kamp PMC Wagner.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato yang disiarkan televisi kepada bangsa pada hari Sabtu di mana dia menggambarkan tindakan PMC Grup Wagner sebagai pemberontakan bersenjata dan pengkhianatan, dan menjanjikan tindakan keras terhadap para pemberontak.
Di kemudian hari, kantor kepresidenan Belarusia mengatakan bahwa Prigozhin menerima proposal Presiden Alexander Lukashenko untuk menghentikan aksi pasukan Wagner di Moskow dan mengambil langkah lebih lanjut untuk meredakan situasi.
Prigozhin kemudian membenarkan informasi tersebut, mengatakan bahwa pasukan Wagner kembali ke kamp lapangan mereka. [res]