(IslamToday ID)—Para pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) sudah mengetahui sebelumnya bahwa pimpinan Wagner, Yevgeny Prigozhin, berencana melancarkan pemberontakan bersenjata terhadap para komandan tertinggi militer Rusia.
Para pemimpin Kongres bahkan diberi informasi ini beberapa hari sebelum kejadian pada Sabtu, setelah intelijen AS dilaporkan mengamati perusahaan tentara bayaran itu mengumpulkan pasukan dan senjata dalam persiapan untuk melakukan serangan terhadap kementerian pertahanan.
The New York Times melaporkan pada Sabtu malam bahwa “agen mata-mata AS memiliki indikasi beberapa hari sebelumnya bahwa Prigozhin merencanakan sesuatu dan bekerja untuk menyempurnakan materi tersebut menjadi penilaian akhir, kata para pejabat.”
“Informasi tersebut menunjukkan bahwa AS menyadari peristiwa yang akan terjadi di Rusia, mirip dengan bagaimana badan-badan intelijen telah memperingatkan pada akhir tahun 2021 bahwa Vladimir V. Putin berencana untuk menginvasi Ukraina.”
Namun, tidak seperti dalam kasus peringatan perang Rusia-Ukraina sebelumnya pada Februari 2022, pemerintah AS tetap diam menjelang peristiwa Wagner yang dramatis, kemungkinan besar berharap hal itu akan menciptakan destabilisasi di negara Rusia, dan berdampak pada operasi militer Rusia di Ukraina.
Sejauh ini, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa pemberontakan yang berlangsung singkat oleh Wagner telah menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi Ukraina di garis depan.
The Times menjelaskan alasan dari sumber-sumber intelijennya sebagai berikut:
Para pejabat AS merasa bahwa jika mereka mengatakan sesuatu, Putin dapat menuduh mereka mendalangi kudeta. Dan mereka jelas tidak tertarik untuk membantu Putin menghindari keretakan dukungan dipihak-nya.
Meskipun tidak jelas kapan tepatnya AS pertama kali mengetahui rencana kudeta tersebut, para pejabat intelijen melakukan briefing pada hari Rabu dengan para pejabat administrasi dan pertahanan.
Pada hari Kamis, ketika konfirmasi tambahan tentang rencana itu masuk, para pejabat intelijen memberi tahu sekelompok kecil pemimpin kongres, menurut para pejabat yang mengetahui pengarahan tersebut yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Meskipun selama beberapa bulan terakhir Prigozhin telah membuat kebencian pribadinya terhadap Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan jenderal tertinggi Valery Gerasimov, intelijen yang seharusnya dimiliki Washington tampaknya sangat spesifik dan tampaknya telah secara akurat memprediksi peristiwa itu.
Meskipun Kremlin sejauh ini menahan diri untuk tidak menyalahkan peristiwa-peristiwa yang bergejolak pada AS atau negara-negara NATO, Kremlin secara tidak langsung mengisyaratkan dan memperingatkan bahwa Barat dapat mengeksploitasi situasi tersebut.
“Percobaan pemberontakan bersenjata di negara kami telah menimbulkan ketidaksetujuan yang kuat di masyarakat Rusia, yang dengan tegas mendukung Presiden Vladimir Putin,” sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri mengatakan pada hari Sabtu.
“Kami memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mencoba-coba memanfaatkan situasi internal Rusia untuk mencapai tujuan-tujuan Russophobia mereka.” Lanjut pernyataan tersebut.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada hari Minggu mengatakan bahwa pemberontakan yang berlangsung singkat dari kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin “menunjukkan keretakan yang nyata” di dalam pemerintahan Rusia saat mereka melancarkan perang terhadap Ukraina.
“Prigozhin sendiri, dalam seluruh insiden ini, telah menimbulkan pertanyaan mendalam tentang alasan utama agresi Rusia terhadap Ukraina, dengan mengatakan bahwa Ukraina atau NATO tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia, yang merupakan bagian dari narasi Putin.” Ungkapnya
Blinken menyatakan bahwa situasi ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam. Ini menunjukkan keretakan yang nyata di dalam pemerintahan Rusia.
Upaya Rusia Meredam Pembrontakan
Dmitry Kiselyov, dalam program TV pemerintah Rusia, menyatakan bahwa penyelesaian pemberontakan Grup Wagner yang cepat menunjukkan bahwa Rusia adalah negara yang bersatu.
Ada banyak spekulasi mengenai bagaimana Putin akan bereaksi terhadap pemberontakan ini. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa hal ini dapat memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Pada hari Sabtu, dalam pidato Putin yang disiarkan di televisi yang membahas krisis yang sedang berlangsung, presiden Rusia itu menyebut tindakan pemberontak sebagai “pisau di punggung rakyat kita.”
Selanjutnya, Putin berhasil mendorong Prigozhin menuju ke ‘pengasingan’ di negara tetangga Belarusia sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Lukashenko. [sya]