(IslamToday ID)—Seorang veteran aparatur negara Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa meski mantan Presiden AS Donald Trump ditekan untuk berperang dengan Iran namun, Ia menolak luncurkan serangan.
Media AS telah memperoleh audio dari percakapan yang diduga antara Trump dan para pembantunya yang merujuk pada rencana rahasia mengenai serangan terhadap Iran yang menurut Trump telah disiapkan oleh Jenderal Mark A. Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.
“Ini adalah surat-suratnya,” kata Trump terdengar. “Ini (Rencana perang) dilakukan oleh militer dan diberikan kepada saya.” “Lihat sebagai presiden saya bisa mendeklasifikasikannya,” Trump melanjutkan, Ia menambahkan: “Sekarang saya tidak bisa (perang dengan Iran), Anda tahu, tapi ini masih rahasia.”
Trump menghadapi 37 dakwaan terkait dengan file rahasia, yang disita FBI dalam penggerebekan Agustus lalu di perkebunan Mar-a-Lago miliknya di Florida.
Banyak dakwaan yang masing-masing membawa potensi hukuman penjara 20 tahun, jika Trump terbukti bersalah.
Larry Johnson, seorang pensiunan perwira intelijen CIA dan pejabat Departemen Luar Negeri AS, mengatakan kepada Sputnik bahwa pemerintahan Trump sama sekali bukan yang pertama mempertimbangkan perang melawan Iran, dan bahwa fokus pada rencana perang menyembunyikan kebenaran yang lebih besar.
Ia menyebut bahwa Trump tidak ingin melancarkan serangan seperti itu.
“Rencana perang melawan Iran sudah ada sejak 1980, sejak para mullah mengambil alih kekuasaan. Dan rencana tersebut ada dan telah direvisi dan diperbarui dari waktu ke waktu. Jadi saya tidak akan membaca terlalu banyak tentang satu rencana yang dia diskusikan.” Ungkapnya
Menurut Johnson poin utama dari diskusi antara Trump dan para pembantunya adalah Trump tidak bertindak berdasarkan rencana militer, dia menolak tekanan dari penasihat yang ingin memulai perang dengan Iran.
Johnson mengatakan sebenarnya ada peluang perang yang lebih besar dengan Iran di bawah pendahulu Trump, Barack Obama.
“Selama masa kepresidenan Barack Obama, AS lebih aktif terlibat dalam mendukung operasi intelijen yang mengarah pada pembunuhan ilmuwan Iran. Mereka mendukung kelompok teroris ini, MEK, Mujahedin-e-Khalq.” Kata Johnson
Ia menyimpulkan bahwa sebenarnya Trump benar-benar menjadi masalah bagi lembaga pertahanan di Washington, DC, yang sangat menginginkan konflik itu.
Trump berusaha menghindari konflik. Dia selalu mencari car untuk membuat kesepakatan daripada berperang.
Johnson meramalkan bahwa jika Trump berhasil menghindari tuduhan terhadapnya dan memenangkan pemilu AS 2024, di mana dia telah menyatakan pencalonannya, Trump akan “membuat kesepakatan” dengan Teheran.
“Saya pikir Trump benar-benar percaya dan mencoba mempromosikan perjanjian semacam itu,” kata mantan pejabat CIA itu.