(IslamToday ID)—Kemenangan Recep Tayyip Erdoğan sebagai Presiden Türkiye, langsung disambut dengan upaya Barat khususnya untuk menghancurkan Türkiye dari sektor ekonomi.
Saat melancarkan kampanye sengit melawan oposisi enam partai bersatu yang diam-diam didukung oleh Pemerintahan Amerika Serikat (AS), Erdogan kini menunjuk kabinet yang berusaha menyelamatkan Türkiye dari inflasi yang melonjak,serta memastikan bahwa keruntuhan ekonomi Turki tidak akan pernah terjadi.
Mengapa Barat ingin menghancurkan Erdogan? jawabannya adalah karena saat ini, Erdogan memiliki kekuatan untuk memainkan peran geopolitik global.
Dengan Erdogan berusaha untuk bergabung dengan negara-negara BRICS dan penolakannya untuk secara terbuka menentang Rusia di Ukraina, menjadi jelas mengapa Barat berusaha untuk akhirnya menyerang Erdogan.
Siapa yang Mengontrol Ekonomi Türkiye?
Selama beberapa tahun Wall Street dan Bank Inggris telah memimpin serangan spekulatif berat terhadap mata uang Türkiye, Lira.
Salah satu upaya kedua lembaga itu untuk melemahkan ekonomi Türkiye adalah dengan menciptakan peningkatan inflasi di akhir tahun 2022 hingga lebih dari 80%.
Namun, melalui pinjaman jangka pendek yang luar biasa dari UEA, Rusia, dan China, Erdogan mampu menstabilkan inflasi menjadi 39%.
Menyusul kemenangan pemilihan putaran kedua pada akhir Mei, Erdogan mengumumkan penunjukan Mehmet Simsek sebagai Menteri Keuangan.
Kemudian, atas desakan Simsek yang dilaporkan, Erdogan menunjuk bankir Turki-Amerika berusia 41 tahun dan mantan direktur Wall Street Goldman Sachs, Hafize Gaye Erkan untuk memimpin Bank Sentral Turki. [1]
Simsek, yang mengenyam pendidikan ekonomi di Exeter di Inggris dan memiliki kewarganegaraan ganda Inggris-Turki, adalah mantan eksekutif puncak di bank investasi AS Wall Street Merrill Lynch di London.
Erkan, wanita pertama yang mengepalai bank sentral Turki, adalah warga negara ganda AS-Turki yang mendapatkan gelar doktor di bidang keuangan di Princeton pada tahun 2006 di mana ia belajar Riset Operasi dan Rekayasa Keuangan.
Pada saat yang sama dia bergabung dengan Goldman Sachs, tempat dia bekerja selama sembilan tahun, serta menjadi direktur pelaksana Goldman Sachs pada tahun 2011.
Tiga tahun kemudian pada tahun 2014 Erkan meninggalkan jabatan seniornya di Goldman’s untuk menjadi eksekutif San Francisco Bank, dan First Republic Bank, sebagai Head of Investment.
Namun, meskipun Erkan punya karir mentereng, akan tetapi kenyataannya First Republic Bank di bawah kepemimpinan Erkan adalah bank yang sangat suram yang melayani orang-orang besar Silicon Valley dan individu-individu berpenghasilan tinggi lainnya.
Dengan kata lain, dia jelas seorang arsitek utama dari model risiko yang mengakibatkan kegagalan bank itu pada Mei 2023.
Dia dilaporkan meninggalkan bank First Republic beberapa bulan sebelum kebangkrutannya, mungkin merasakan bencana yang dia ciptakan.
Pada tanggal 1 Mei, First Republic diambil alih oleh bank terbesar di AS, JP Morgan Chase dan Erkan sekarang dituntut dalam gugatan class action atas perannya dalam bencana tersebut.
Pemilihan Aktor Keuangan Türkiye yang Meragukan
Tapi itu semua diabaikan karena atas permintaan Menteri Keuangan Simsek, Erkan akan memutuskan masa depan suku bunga Türkiye.
Menurut laporan media Türkiye, dia telah setuju untuk menaikkan tarif dasar saat ini 8,5% menjadi 25% di bulan-bulan berikutnya.
Langkah ini menunjukkan dengan Simsek dan Erkan yang memegang kendali kuat atas ekonomi dan kredit Turki, Erdogan tidak akan berdaya untuk mengejar strategi pertumbuhan ekonomi, atau bahkan mengejar program pengembangan minyak dan gasyang akan memberinya lebih banyak kebebasan bertindak.
Seperti yang dikatakan oleh Henry Kissinger bertahun-tahun yang lalu, “siapa yang mengendalikan uang, mengendalikan dunia …” Sepertinya untuk saat ini para bankir Wall Street dan Bank London mengendalikan Erdogan. Ini adalah saat yang sangat kritis baginya dan untuk peran geopolitik Türkiye di masa depan. [sya]